Rumah Retak gegara Proyek Tol Jogja-Bawen, Warga Sleman Tagih Kompensasi

Rumah Retak gegara Proyek Tol Jogja-Bawen, Warga Sleman Tagih Kompensasi

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Rabu, 18 Jan 2023 15:16 WIB
Retakan yang terjadi di Ndalem Mijosastran, Tirtoadi, Mlati, Sleman karena getaran alat berat proyek tol Jogja-Bawen. Foto diambil Rabu (18/1/2023).
Retakan yang terjadi di Ndalem Mijosastran, Tirtoadi, Mlati, Sleman karena getaran alat berat proyek tol Jogja-Bawen (Foto: dok. Istimewa)
Sleman -

Sejumlah bangunan yang berada di dekat proyek tol Jogja-Bawen di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, mengalami kerusakan akibat getaran dari alat berat proyek. Warga pun meminta pihak pelaksana proyek agar memenuhi janji untuk memberikan kompensasi.

Dukuh Pundong III, Pekik Basuki mengaku sudah menerima laporan dari beberapa warga terkait adanya kerusakan bangunan berupa retak di tembok. Menurutnya, rumah warga yang mengalami kerusakan berlokasi tak jauh dari proyek atau sekitar 50 meter dari lokasi pembangunan.

"Sementara ini di Pundong (Tirtoadi) kalau ada pekerjaan biasanya ada getaran yang bisa menimbulkan retak rumah yang di dekat pembangunan. Ada dua warga yang laporan ke saya. Tapi setelah itu ditegur jangan dilanjut, berhenti. Kalau mungkin dilanjut bisa retak lagi," kata Pekik saat dihubungi wartawan, Rabu (18/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, rumah retak akibat getaran alat berat tak hanya terjadi di wilayahnya. Namun, di padukuhan lain di Tirtoadi juga mengalami hal serupa.

"Di Jembangan, Tirtoadi juga ada (rumah retak karena getaran alat berat)," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sejauh ini, belum ada kompensasi dari pelaksana proyek terkait dampak kerusakan rumah ini. Padahal dulu, dukuh atau pemangku wilayah setempat pernah diminta untuk mendata warga yang terkena dampak sosial dari pekerjaan pembangunan tol.

"Untuk kompensasi belum ada sampai saat ini. Dulu sempat diminta mendata tapi belum ada realisasi sampai saat ini. Justru ada kabar kompensasi itu entah ditunda entah dibatalkan," katanya.

"Di Pundong III ada 30-an rumah (yang terdampak pembangunan) dihitung 50 meter dari tepi pekerjaan kanan kiri," lanjutnya.

Warga, kata Pekik, berharap agar pihak proyek jalan tol bisa memenuhi janji mereka. Yaitu untuk memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak pekerjaan tol berupa kerusakan bangunan, termasuk gangguan sosial.

"Warga memang sejak awal karena ada janji karena itu ada kompensasi, kalau ada bangunan yang mungkin ada kerusakan dan gangguan sosial, kesehatan, karena memang ada janji, harapan warga ya direalisasi untuk kompensasinya. Sampai saat ini belum ada kompensasi," sebutnya.

Bangunan Cagar Budaya Ikut Terdampak Tol

Selain rumah warga, bangunan yang terdampak lainnya yakni rumah limasan Ndalem Mijosastran yang merupakan cagar budaya di Pundong II, Tirtoadi, Mlati, Sleman. Ahli waris keluarga, Widagdo, mengungkapkan kondisi bangunan saat ini sudah dipenuhi retakan di dinding.

Selengkapnya di halaman berikut.

"Kondisinya semakin parah, karena sudah termakan usia, karena getaran setiap hari. Mulai kemarin di dekat rumah cagar budaya diurug batu pasir kemudian alat berat, itu memperparah," kata Widagdo saat dihubungi wartawan hari ini.

Ndalem Mijosastran merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang terkena dampak langsung pembangunan tol dan akhirnya diusulkan untuk dipindahkan ke lokasi lain. Namun, hingga saat ini menurut Widagdo belum ada kejelasan dari pihak tol maupun BPN.

"Molor tidak segera diselesaikan, sudah bertahun-tahun. Terakhir informasinya sudah dirapatkan di Kanwil BPN, rapat katanya sudah ada kesimpulannya, katanya pihak keluarga mau diundang untuk musyawarah tapi sekarang tidak ada kabarnya," ucapnya.

Terpisah, Humas PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), Danindra Ghuasmoro saat dimintai konfirmasi terkait adanya keluhan itu menyebut bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dan memantau lokasi pelaksanaan proyek bersama rekanan, PT Adhi Karya.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)


Hide Ads