Profil Bandara Buleleng Bali Utara yang Bikin Megawati Ngamuk

Profil Bandara Buleleng Bali Utara yang Bikin Megawati Ngamuk

Tim detikFinance - detikJateng
Selasa, 17 Jan 2023 18:10 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri
Foto: Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. (Dok. PDIP)
Solo -

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ngamuk dan menolak keras rencana pembangunan Bandara Buleleng, Bali. Saat mendengar permasalahan ini, Megawati langsung menghubungi Gubernur Bali I Wayan Koster.

"Saya bilang keluarga besar saya di Buleleng. Mau dibikinin lapangan terbang, ngamuk saya dan saya panggil Pak Koster. Enak saja aku bilang hanya untuk ngubungin pariwisata, enggak," ungkapnya saat kunjungannya ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, demikian dilansir detikFinance, Senin (16/1/2023).

Profil Bandara Buleleng yang Bikin Megawati Ngamuk

Berdasarkan situs dephub.go.id, proyek Bandar Udara di Bali Utara ini rencananya dibangun di Kecamatan Kubutambahan. Bandar udara ini nantinya diproyeksikan untuk melayani penerbangan Low Cost Carier (LCC).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana tersebut dilakukan untuk saling bersinergi dengan bandara yang sudah ada yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan tujuan meningkatkan jumlah wisatawan yang akan datang ke Bali.

Berdasarkan catatan detikcom, Direktur Utama PT BIBU (Bandara Internasional Bali Utara) pernah menjelaskan rencana pembangunan bandara ini akan dikerjakan oleh China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG). Anak perusahaan salah satu BUMN asal Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC) dipilih karena dikenal mumpuni dalam pembiayaan dan pembangunan di bidang konstruksi dan telah berpengalaman dalam menangani berbagai proyek pembangunan besar di Tiongkok maupun di berbagai tempat di mancanegara.

ADVERTISEMENT

Sedangkan untuk kontraktor lokal, pihak PT BIBU sudah menggandeng tiga BUMN Karya terbesar di Indonesia yaitu PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya dan PT WIKA.

Rencana Investasi Rp 17 Triliun

Di luar itu, rencananya investasi pembangunan Bandara Internasional Bali Utara akan menelan sekitar Rp 17 triliun dan akan menciptakan lapangan kerja sebesar 200 ribu orang serta menghidupkan UMKM asal Bali dan sekitarnya. Dalam pengembangannya, bandara ini juga nantinya akan dilengkapi dengan pembangunan Aerotropolis.

"Kami sudah mendapat komitmen dari warga di sekitar Kubutambahan untuk bekerja sama mengelola tanah untuk dikelola," kata Iwan Erwanto beberapa waktu lalu.

Untuk menyiapkan Aerotropolis, pihak PT BIBU Panji Sakti, sudah menggandeng sejumlah perusahaan yang antara lain bergerak di bidang metaverse, finansial, properti, logistik, telekomunikasi, energi, digital data center, MICE, dan sebagainya.

"Mereka di belakang kami. Di antaranya ada sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri yang sudah menandatangani dokumen kerjasama dengan BIBU. Kami ingin membangun peradaban baru di Bali Utara," ujar Iwan.

Kehadiran bandara di Bali Utara dinilai menjadi sebuah keniscayaan bahwa Bali membutuhkan bandara baru-yang akan dibangun di Bali Utara-untuk melengkapi Bandara Ngurah Rai yang letaknya di selatan Pulau Bali.

Apalagi bandara yang baru di Bali Utara telah tercantum dalam RPJMN 2020-2024 sebagai proyek prioritas dan sudah pula masuk dalam Rencana Induk Bandar Udara yang sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 166/2019 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.

"Pembangunan bandara di pantai itu jelas tidak akan mengorbankan lahan produktif, tidak mengambil lahan pemukiman masyarakat, tidak menggusur tempat ibadah (pura), dan juga tidak mengorbankan situs bersejarah yang ada di Kabupaten Buleleng. Pembangunan bandara tersebut dapat diprediksi tidak akan menimbulkan gejolak sosial-memiliki social advantage-karena tidak ada masalah dalam pembebasan tanah. Itulah mengapa kami para Penglingsir sangat mendukung," ungkap Anak Agung Ngurah Ugrasena, Penglingsir Puri Singaraja.

Bandara di Bali Utara itu merupakan salah satu dari delapan proyek lainnya yang juga dicoret dari PSN karena di antaranya dinilai tidak akan selesai hingga tahun 2024.

"Bukan berarti proyek tersebut tidak dikerjakan, tapi pace-nya akan berbeda. Karena banyak masalah yang menyebabkan butuh effort lebih besar sehingga pada 2024 (diprediksi) tidak terselesaikan," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo pada Agustrus 2022.

Artinya, proyek pembangunan bandara di Bali Utara itu akan terus berjalan. Apa lagi disebut-sebut Bali membutuhkan bandara baru untuk melengkapi Bandara Ngurah Rai yang letaknya di selatan Pulau Bali.

Rencana Pembangunan Bandara Bali Utara Akan Tetap Lanjut

Meski ditolak Megawati, tapi rencana pembangunan Bandara Bali Utara dikabarkan terus berjalan. Bahkan pihak operator, yakni PTBIBU Panji Sakti sudah menemui 11 Raja Bali untuk membahas pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di pesisir Kubutambahan, Buleleng, Bali Utara tersebut.

"Segala upaya telah maksimal kita lakukan, termasuk dukungan dari para Penglingsir se-Bali. Semoga tidak terlalu lama lagi, Pemerintah segera menurunkan penlok (penetapan lokasi pembangunan Bandar Udara Internasional Bali Utara di pesisir Kubutamabahan, Kabupaten Buleleng, yang sudah lama ditunggu," kata Komisaris Utama PT BIBU, Sutarman, pada Desember 2022 lalu.




(sip/dil)


Hide Ads