Rumah Kontainer, Hunian Alternatif di Tengah Isu Penurunan Tanah Semarang

Afzal Nur Iman - detikJateng
Jumat, 13 Jan 2023 13:56 WIB
Pembuatan kontainer untuk hunian atau rumah kontainer di bengkel kontainer, Jalan Yos Sudarso, Semarang, Jumat (13/1/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Penurunan muka tanah di pesisir Semarang masih menjadi isu yang hingga saat ini masih dicari penyelesaiannya. Di tengah mengemukanya isu tersebut, pemilik Istana Kontainer Indonesia, Puput Riyadi menawarkan konsep rumah kontainer yang dianggap lebih praktis.

Seperti diketahui masyarakat pesisir Semarang biasa meninggikan rumah mereka 5-10 tahun sekali. Dengan kontainer, rumah hanya perlu diangkat dan disesuaikan dasarnya tanpa perlu mengubah fondasi.

"Untuk daerah yang mengalami rawan banjir itu lebih mudah penanganannya, karena kontainer ini tinggal diangkat ditambahin ganjelnya itu setinggi mana supaya tidak terdampak banjir itu sudah selesai. Tidak perlu kita bikin fondasi yang tinggi, kita uruk kembali, itu nggak perlu," kata Puput saat ditemui di bengkelnya, Jalan Yos Sudarso, Semarang, Jumat (13/1/2023).

Menurutnya, rumah kontainer sama nyamannya dengan rumah pada umumnya. Saat ini, rumah dari kontainer juga sudah mulai banyak di pesan untuk hunian.

"Kami beberapa kali membuat untuk hunian, salah satunya untuk karantina COVID itu kami bikin di Bali. Jadi di sana kami bikin semacam rumah tapi dari kontainer," jelasnya.

Pembuatan kontainer yang untuk hunian di bengkel kontainer, Jalan Yos Sudarso, Semarang, Jumat (13/1/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

Usaha membuat bangunan dari kontainer ini sudah dirintisnya sejak 2015. Dia, terinspirasi dari beberapa negara yang sudah banyak menggunakan rumah kontainer.

Selain praktis untuk dipindahkan, rumah kontainer juga disebut lebih aman terhadap guncangan seperti gempa. Kini, kebanyakan pemesannya adalah kontraktor yang membutuhkan mess atau kantor di dalam proyek.

"Sebetulnya cocok (untuk hunian pribadi) hanya membangun image kepada masyarakat bahwa kontainer ini tidak panas, bahwa kontainer ini aman, itu yang sedang kita kembangkan," ujarnya.

"Untuk harga itu mulai dari Rp 40 juta itu sudah bisa memiliki 20 feet (6x2,5 meter) yang layak untuk kita huni jadi untuk tinggal itu sudah bisa," lanjutnya.

Sayangnya, rumah kontainer masih terbatas pada lahan yang bisa diakses alat berat untuk membangunnya. Saat ini, Puput pun sedang berusaha memutar otak untuk menemukan solusinya.

"Kelemahan, hanya akses untuk masuk kontainer harus punya, itu saja kelemahannya saya rasa, lahan harus bisa dilewati alat berat," imbuhnya.



Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"

(apl/rih)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork