Di tengah tekanan inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga, pilihan untuk menabung jangka pendek jadi kian rumit. Pilih bank yang sudah mapan jika Anda ingin menyimpan uang di rekening tabungan. Berikut penjelasannya.
Melansir detikFinance, ada tanda-tanda pelambatan inflasi pada tahun ini. Federal Reserve atau The Fed juga memprediksi suku bunga tinggi akan berlanjut.
"Tampaknya tahun ini akan sedikit rumit," kata Ketn Tumin, pendiri dan editor DepositAccounts.com, dikutip detikFinance dari CNBC, Kamis (5/1/2023).
Meski suku bunga dana federal the Fed telah mencapai level tertinggi dalam 15 tahun, suku bunga rekening tabungan belum menyamai kenaikan ini.
Maka itu Tumin tidak menyarankan menabung di perusahaan teknologi yang memberi layanan keuangan. "Anda harus langsung ke bank yang diasuransikan FDIC (Lembaga Penjamin Simpanan), bukan melalui fintech," ujar Tumin, dikutip dari detikFinance.
Selain itu, sertifikat deposito atau CD juga bisa menjadi alternatif lain untuk menabung dalam jangka pendek. "Ini adalah lingkungan yang aneh di mana kami sebenarnya bisa mendapatkan tingkat yang lebih tinggi untuk CD jangka pendek daripada CD jangka panjang," jelasnya.
Di saat Tumin berharap bunga rekening tabungan bakal naik, tarif ini mungkin tidak cocok dengan CD satu tahun yang lebih dekat mengikuti Fed, dan menawarkan rata-rata 4,81% pada 4 Januari.
Saat inflasi melonjak, obligasi Seri I, aset yang dilindungi inflasi dan hampir bebas risiko, juga menjadi pilihan populer untuk tabungan jangka pendek.
Obligasi I saat ini membayar bunga tahunan 6,89% untuk pembelian baru hingga April, atau turun dari tarif tahunan 9,62% yang ditawarkan dari Mei hingga Oktober 2022.
"Ini menjadi sangat populer di kalangan klien kami karena tarifnya meroket," kata perencana keuangan bersertifikat Eric Roberge, pendiri Beyond Your Hammock di Boston.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(dil/sip)