200 Ton Ikan di Waduk Kedung Ombo Mati, Dinas Cek Kualitas Air

200 Ton Ikan di Waduk Kedung Ombo Mati, Dinas Cek Kualitas Air

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 03 Jan 2023 18:16 WIB
Kematian ikan di karamba Waduk Kedung Ombo (WKO) Boyolali masih terjadi.
Kematian ikan di karamba Waduk Kedung Ombo (WKO) Boyolali masih terjadi. Foto: Jarmaji/detikJateng.
Boyolali -

Kematian ikan di karamba Waduk Kedung Ombo (WKO) Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, kembali terjadi. Jumlah ikan yang mati kini lebih banyak, mencapai sekitar 200 ton.

"Jumlah petani (ikan karamba) yang terdampak ada 37 orang. Jumlah ikan yang mati sekarang sudah mencapai sekitar 200 ton," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Selasa (3/1/2023).

Petani berupaya menekan angka kematian ikan itu dengan mengevakuasi ikan yang masih hidup ke karamba lain yang aman. Mereka juga mengurangi populasi di setiap karamba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ikan yang masih hidup dievakuasi, dipindahkan ke karamba yang aman, yang sirkulasinya masih bagus dan populasinya dikurangi," jelasnya.

Lusia menyatakan kematian ikan di karamba itu tidak menghentikan kegiatan usaha perikanan di WKO. "Fenomena ini sudah sering terjadi sebenarnya. Cuma ini paling banyak," imbuh dia.

ADVERTISEMENT
Petuga melakukan pengecekan air buntut matinya ratusan ton ikan di karamba Waduk Kedung Ombo (WKO) Boyolali.Petuga melakukan pengecekan air buntut matinya ratusan ton ikan di karamba Waduk Kedung Ombo (WKO) Boyolali. Foto: Jarmaji/detikJateng

Terkait kasus ini, Disnakan melayangkan laporan ke Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Bupati Boyolali.

Disebutkan Lusia, kasus kematian ikan ini akibat fenomena upwelling yang sering terjadi tiap tahun. Lusia meminta petani mengantisipasinya dengan mulai panen untuk mengurangi populasi ikan di karamba pada saat cuaca ekstrem seperti ini.

"Juga mengurangi pakan, karena pakan ini kalau terlalu banyak sisanya bisa membantu proses fermentasinya menjadi amoniak. Semua harus ideal. Kalau karambanya kecil isinya banyak, kan juga berpengaruh terhadap oksigen di dalam lokasi," terangnya.

Lusia mengatakan, hari ini pihaknya mengambil sampel air WKO untuk diketahui kandungannya.

Sub Koordinator Produksi Budidaya Bidang Perikanan Disnakan Boyolali, Deviet Nurmaryani menambahkan pihaknya melakukan parameter kualitas air di WKO di empat titik

"Kita tahu kejadian upwelling itu memberikan dampak kualitas air yang sangat buruk. Cuma kita lebih ingin mengetahui dari segi parameternya," kata Devi.

"Ini baru kita ambil satu titik. Ini kita lihat semuanya layak dari DO (dissolved oxygen), PH, nitrit, dan fosfat itu semuanya masih layak. Kita belum tahu di tengahnya nanti," imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, cuaca buruk mengakibatkan ikan di kolam karamba Waduk Kedung Ombo (WKO) Boyolali, banyak yang mati. Jumlahnya mencapai 175 ton dengan kerugian sekitar Rp 6,1 miliar.

"Kejadiannya Sabtu sore, Minggu kemarin masih terjadi," kata Sulistiyah, Kepala Desa Wonoharjo, Kemusu, kepada detikJateng Senin (2/1/2023).

(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads