Imbas Cuaca Buruk, 175 ton Ikan di Karamba WKO Boyolali Mati

Imbas Cuaca Buruk, 175 ton Ikan di Karamba WKO Boyolali Mati

Jarmaji - detikJateng
Senin, 02 Jan 2023 21:25 WIB
Kondisi ikan karamba di WKO.Boyolali banyak yang mati.
Kondisi ikan karamba di WKO.Boyolali banyak yang mati. Foto: Dok Istimewa.
Boyolali -

Sebanyak 175 ton ikan di karamba Waduk Kedung Ombo (WKO) Boyolali mati. Kematian ikan-ikan ini disebabkan kondisi cuaca buruk yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Akibat kejadian tersebut petani karamba mengalami kerugian ditaksir mencapai Rp 6,1 miliar.

"Kejadiannya pada Sabtu sore, Minggu kemarin masih terjadi," kata Sulistiyah, Kepala Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali kepada detikJateng Senin (2/1/2023).

Kejadian ini dialami petani karamba di Dukuh Bulu Serang, Desa Wonoharjo. Kematian ikan terjadi mulai Sabtu (31/12/2022) sore. Namun pada Minggu (1/1/2023) kemarin, kematian ikan masih terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kejadian bermula karena cuaca dalam beberapa hari yang dingin. Kemudian juga tidak ada panas. Kondisi ini mengakibatkan oksigen di dalam air drop dan air keruh naik. Ikan-ikan banyak yang naik ke permukaan untuk mencari oksigen.

Disebutkan dia, ikan-ikan yang mati mencapai 75 persen, kebanyakan yakni ikan nila dan emas. Sedangkan yang kuat bertahan sekitar 25 persen yaitu ikan patin dan lele. Kejadian ini juga sudah dilaporkannya ke Pemkab Boyolali untuk mendapatkan penanganan.

ADVERTISEMENT

"Ikan yang mati diambil dan dikubur agar tidak mencemari air WKO," imbuh dia.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengatakan yang terjadi di WKO ini merupakan sering terjadi dan siklus tahunan. Ini merupakan fenomena upwelling karena cuaca buruk.

"Kemarin cuaca buruk sekali, tidak ada sinar matahari dan terjadi upwelling itu. Di mana permukaan air terlalu dingin, oksigen menjadi ngedrop dan sirkulasi udara tidak ada," jelasnya.

Sisa-sisa makanan dan kotoran di dalam kolam karamba itu naik berubah menjadi amoniak. Air di karamba menjadi keruh dan amoniak itu meracuni ikan-ikan di karamba.

Sebelumnya, petugas Disnakan sudah mendatangi lokasi. Pihaknya meminta petani mengurangi populasi ikan di karamba. Serta menambahkan pompa air untuk membantu sirkulasi udara.

Dia menambahkan, kasus upwelling kali ini menjadi yang terparah sejak 2018 silam.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads