Warga Desa Dompyongan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, terdampak proyek tol Jogja-Solo menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR). Beberapa di antaranya menerima UGR hingga miliaran rupiah.
Beragam tanggapan para miliarder baru Klaten tersebut. Berikut ini rangkuman berita yang menarik perhatian pembaca detikJateng sepekan terakhir.
Tak Sangka Terdampak Proyek Tol
Sudiyem (60) salah seorang penerima mengatakan tidak menyangka pekarangan 945 meter dan rumah kosongnya terdampak proyek tol Jogja-Solo. Dia menerima Rp 2,6 miliar dan berencana membaginya untuk anak-anak dan investasi.
"Tidak menyangka, ya untuk anak-anak," ujar Sudiyem didampingi Ikhsan anaknya di sela pembayaran UGR di Balai Desa Dompyongan, Selasa (27/12/2022).
Sedih Keluarga Jadi Terpisah
Sementara itu Yoto (73) mendapatkan UGR Rp 4 miliar. Namun proyek strategis nasional itu membuat keluarganya tercerai-berai. Hal itu membuatnya sedih.
"Nggih (ya) sedih, repot. Mbangun (Bangun rumah) lagi," kata Yoto.
Tumino (45), anak ketiga Yoto menceritakan yang terkena proyek tol Jogja-Solo adalah pekarangan dan tiga rumah keluarganya. Tiga keluarganya akhirnya harus pisah.
"Rumah padahal dipakai semua, nanti pisah-pisah. Dapatnya Rp 4 miliar dari tanah seluas sekitar 1.088 meter persegi," jelas Tumino.
Menurut Tumino, selama ini tiga kepala keluarga (KK) dari keluarganya hidup damai di satu pekarangan. Setelah diterjang tol keluarganya bingung.
"Ya belum tahu, bingung juga. Padahal selama ini satu pekarangan, ini belum tahu mau ke mana," ujarnya.
"Belum cari rumah, lha uangnya kemarin belum dapat. Kalau dibilang susah ya susah, sedih karena jadi pisah, harus beli pekarangan dan membangun rumah lagi," lanjutnya.
Saat ini kedua orang tuanya masih ada dan sehat. Keluarga masih bingung mau beli rumah atau tanah di mana.
"Bingung juga, orang mau jual harga berapa juga belum tahu. Ikut saudara dulu, mau bagaimana lagi, kita tidak mengira akan kena tol," kata Tumino.
Meskipun sedih, lanjutnya, keluarganya juga tidak bisa berbuat banyak. Mau menolak proyek tol Jogja-Solo juga tidak bisa.
"Saudara saya pada kaget, Ini tempat belum punya. Padahal ada 15 jiwa keluarga saya, satu deretan rumahnya, mau nolak gimana itu proyek pemerintah dan semua warga setuju," imbuhnya.
Beli Tanah Rp 150 Juta Dapat UGR Rp 7,8 Miliar
Warga lainnya, Nur Siswanto (60) menerima UGR Rp 7,8 miliar dari tanah yang dibelinya cuma seharga Rp 150 juta. Begini ceritanya.
"Yang kena 3.300 meter persegi, kebun semua tidak ada rumahnya. Dapat sekitar Rp 7,8 miliar," ungkap Nur.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Situasi Mudik Via Tol Fungsional Sleman"
(rih/rih)