Sekelompok emak-emak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyulap sampah menjadi kerajinan tangan bernilai jual. Kegiatan ini selain mampu menghasilkan cuan juga membuat lingkungan sekitar bebas dari tumpukan sampah rumah tangga.
Kegiatan ini dilakukan Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) Bunda Mandiri di Dusun Banyunganti Kidul, Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo. Kelompok yang beranggotakan para perempuan berusia 30-50 tahunan ini telah menghasilkan pelbagai barang dari limbah rumah tangga, seperti replika burung merak, tas, hiasan kaleng, hingga tikar berbahan plastik bekas.
"Kami menggunakan limbah-limbah rumah tangga untuk dijadikan kerajinan tangan. Biasanya yang sering dipakai itu plastik, kaleng, dan botol," ucap Koordinator KPSM Bunda Mandiri, Isna Mansuuroh, saat ditemui di Banyunganti Kidul, Senin (26/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerajinan tangan karya KPSM Bunda Mandiri dikerjakan secara manual alias tanpa campur tangan mesin. Dimulai dengan memilah sampah anorganik yang kondisinya masih layak untuk kemudian dipotong mengikuti pola yang diinginkan.
Setelah itu, masuk tahap perangkaian. Agar setiap karya terlihat lebih cantik, KPSM ini memberikan variasi dalam proses finishing, seperti warna maupun tambahan ornamen khusus.
Pengerjaan manual itu membuat harga jual kerajinan tangan bikinan KPSM ini tergolong cukup tinggi, mulai dari Rp 35 Ribu hingga Rp 700 ribu. Meski terbilang mahal, produk ini tetap diminati masyarakat baik lokal Kulon Progo maupun mancanegara.
"Iya selain Kulon Progo dan DIY, kami juga merambah pasar internasional. Beberapa kali ekspor," ucap Isna.
![]() |
Prihatin Tumpukan Sampah
Lahirnya KPSM Bunda Mandiri berawal dari keprihatinan warga terhadap ancaman sampah di Banyunganti Kidul. Volume sampah terutama nonorganik di dusun ini memang tak sebanyak wilayah perkotaan.
Namun, Isna menyebut bahwa sampah tetaplah sampah yang bakal mengganggu pemandangan dan lingkungan. Terlebih, sampah-sampah seperti botol plastik dan kaleng bekas yang sukar musnah.
Karena itu, Isna memulai gerakan gerebek sampah bersama para ibu-ibu di dusun ini 5 tahun silam. Dari situlah mulai terbentuk KPSM Bunda Mandiri komplet dengan bank sampahnya. Bank sampah ini berfungsi sebagai tempat menampung sampah yang disetorkan dari warga sekitar.
"Jadi kami pakai sistem beli sampah dari warga. Setiap sampah itu harganya kisaran Rp 50 ribuan tergantung jenis dan banyaknya," ucap Isna.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Limbah yang masuk di bank sampah milik KPSM selanjutnya dipilah. Untuk sampah nonorganik bakal dijadikan bahan kerajinan tangan. Sedangkan sampah organik dimanfaatkan untuk pembuatan kompos, eco enzym, hingga cairan pembersih rumah.
Berkat aksi KPSM Bunda Mandiri, warga di Banyunganti Kidul menjadi sadar tentang pentingnya mengelola sampah. Walhasil, kebersihan lingkungan lebih terjaga.
"Alhamdulillah memang sekarang jadi lebih bersih," ujar Isna.
Sementara itu Lurah Kaliagung, Sugeng Nugroho mengatakan kehadiran KPSM Bunda Mandiri tak hanya membuat kampung ini menjadi lebih bersih. Adanya kegiatan pengolahan sampah jadi kerajinan tangan turut mengerek tingkat perekonomian masyarakat setempat yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada dunia pertanian.
"Jadi ada pemasukan buat warga yang ikut terlibat dalam kegiatan ini ya. Karena rata-rata warga Kaliagung merupakan petani. Tingkat kemiskinan di sini mencapai 27 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional," ujarnya.
Oleh karena itu, pihak pemerintah kalurahan mendukung penuh kegiatan ini. Diharapkan kegiatan ini bisa terus berlanjut.
"Dari pemerintah kalurahan sangat mengapresiasi kegiatan ini, sehingga nanti harapan bisa meningkatkan kesejahteraan, lingkungan bersih, masyarakat cerdas, dan budaya yang baik di Kaliagung," ucapnya.