Harga Beras Naik, Perpadi Jateng Ungkap Penyebabnya

Harga Beras Naik, Perpadi Jateng Ungkap Penyebabnya

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 20 Des 2022 17:44 WIB
Pedagang beras.
Pedagang beras. Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Harga beras mengalami kenaikan secara bertahap sejak sekitar satu bulan lalu. Perkumpulan Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi (Perpadi) Jawa Tengah buka suara soal pemicu kenaikan harga beras.

"Sementara ini harga gabah naik terus ini. Harga gabah sekarang itu sudah Rp 5.900/kg, gabah kering panen. Kalau yang (panen memakai) mesin combine (harverster) itu sudah Ro 6.000/kg, Rp 6.100/kg," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perpadi Jawa Tengah, Tulus Budiyono, dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (20/12/2022).

Kenaikan harga itu terjadi sejak bulan November lalu. Kenaikannya secara pelan-pelan dan bertahap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tulus mengungkapkan, ada sejumlah faktor penyebab kenaikan harga beras di pasaran saat ini. Selain karena jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), faktor ketersediaan beras serta juga Bulog membuka harga tinggi.

"Jadi begini, terjadi sebuah kenaikan kaitannya masalah harga beras ini sebetulnya juga dipicu dengan adanya Bulog saat itu buka harga juga tinggi, sehingga di pasaran pun juga ikut naik," ungkap Tulus.

ADVERTISEMENT

Faktor kedua, lanjut dia, karena panen padi di tingkat petani saat ini semakin menipis. Baik di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, panen padi saat ini sudah menipis.

"Panenan saat ini sudah menipis. Praktis boleh diartikan tidak ada, baik itu dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah sudah menipis, Jawa Timur pun juga sudah menipis. Jawa Barat justru tidak ada panenan, saat ini kondisi tandur," kata Tulus.

Faktor ketiga yakni karena saat ini menjelang perayaan Nataru. Di mana jelang akhir tahun dan mendekati hari besar nasional, harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan.

"Biasanya seperti itu, sudah lumrah. Itu nanti sebentar lagi sudah turun lagi, tidak terjadi kenaikan." imbuhnya.

Tulus mengatakan, harga beras di pasaran saat ini sudah mencapai puncaknya. Dia memperkirakan kemungkinan sudah tidak akan mengalami kenaikan lagi. Apalagi saat ini beras impor sudah masuk ke Indonesia. Jika harga beras tinggi maka akan dilakukan operasi pasar.

"Lebih-lebih ini beras impor sudah masuk. Di Tanjung Priok ini termin pertama masuk 200 ribu ton sudah masuk. Ini secara psikologis otomatis pedagang ini nanti ya sudah turun (harga), jadi tidak berani menaikkan, karena memang Pemerintah sudah stok, cadangan pangan sudah siap," terangnya.

Menurut Tulus, harga beras di pasaran saat ini juga masih wajar karena di bawah harga eceran tertinggi (HET).

"HET kan Rp 12.800/kg yang premium. Di pasaran paling banter kisaran Rp 11.000, Rp 11.500/kg. Jadi masih di bawah HET. Penjual beras nggak berani di atas HET, kena Satgas. Kan ada Satgas Pangan, nggak berani," katanya.




(rih/ams)


Hide Ads