Kiprah Warga di Demak Kumpulkan Sampah Plastik yang Cemari Sungai-Tambak

Kiprah Warga di Demak Kumpulkan Sampah Plastik yang Cemari Sungai-Tambak

Mochamad Saifudin - detikJateng
Selasa, 06 Des 2022 18:07 WIB
Warga di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, jaring dan kumpulkan sampah plastik untuk dijual ke pihak ketiga. Foto diambil Selasa (6/12/2022).
Warga di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, jaring dan kumpulkan sampah plastik untuk dijual ke pihak ketiga. Foto diambil Selasa (6/12/2022). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
Demak -

Warga di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, mengumpulkan sampah plastik untuk kembali dijual. Sampah plastik itu di antaranya diambil dari sampah di sungai.

Sampah plastik kemudian dibeli oleh kelompok Lestari Alamku. Sekretaris Kelompok Lestari Alamku, Khumaidi, mengatakan warga mengumpulkan sampah plastik dalam kantong waring. Pihaknya kemudian membeli seharga sekitar Rp 1.000 per kilogram.

"Nanti kalau ada sampah di tambak, tolong dikumpulkan nanti saya beli. Per kilogramnya Rp 1.000," kata Khumaidi saat ditemui di Desa Bedono, Selasa (6/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepedulian kelompok Lestari Alamku terhadap lingkungan pesisir diakui oleh pemerintah desa setempat. Kelompok itu mendapat bantuan tempat untuk memilah dan mengumpulkan sampah plastik.

Ia mengatakan kelompoknya kemudian menjual sampah plastik berbagai jenis ke pihak ketiga. Aksi ini dilakukan sejak tahun 2020.

ADVERTISEMENT

"Kita bekerja sama dengan Yayasan Rumah Ilham di Jogja. Semua sampah plastik terjual, tidak hanya botol plastik minuman, tetapi semuanya laku bahkan styrofoam sekalipun. Itu juga yang membuat kami semangat," terangnya.

"Sudah jalan tiga bulan sekali diambil sekitar dua sampai tiga ton sampah plastik sejak 2020," imbuhnya.

Warga di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, jaring dan kumpulkan sampah plastik untuk dijual ke pihak ketiga. Foto diambil Selasa (6/12/2022).Warga di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, jaring dan kumpulkan sampah plastik untuk dijual ke pihak ketiga. Foto diambil Selasa (6/12/2022). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Ia menerangkan sampah di wilayah pesisir Bedono tidak hanya sampah rumah tangga dari warga setempat. Melainkan juga dari tetangga desa yang membuang sampah ke sungai.

"Banyak sampah plastik, sampah dari peziarah juga. Sampahnya tidak hanya dari Bedono saja. Sampahnya itu dari hulu ke laut. Dari Desa Purwosari, Sayung, itu kan banyak yang membuang sampah di sungai. Itu nanti terbawa arus sungai, banjir, nanti larinya ke laut, lalu dari laut dibawa rob nanti larinya ke permukiman rumah warga atau tambak tambak warga," kata Khumaidi yang juga Kepala RW 5 Desa Bedono itu.

Ia menyebut dampak sampah plastik yang terbawa ke permukiman dan tambak warga membuat hasil budi daya kerang petani setempat kurang maksimal. Sampah tersebut merusak ekosistem tambak kerang hijau warga setempat.

"Itu yang membuat ekosistem budi daya kerang di Desa Bedono berkurang. Berkurang penghasilannya karena banyaknya sampah plastik yang tertimbun oleh lumpur nanti tertimbun nanti perkembangbiakan kerang itu kurang maksimal, bahkan banyak yang mati karena adanya sampah yang ada di tambak-tambak Desa Bedono," terangnya.

Pantauan di lokasi, sungai sebelum Desa Bedono, atau di Desa Purwosari, banyak sampah yang tersendat di bawah jembatan. Nampak tumpukan sampah juga di sejumlah bantaran sungai.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Khumaidi menyadari belum semua warga peduli atas lingkungan. Ia berharap Pemda Demak agar membuat peraturan tegas terkait larangan membuang sampah di sungai.

"Kalau dari Rumah Ilham menargetkan tiga ton dalam sebulan, namun relawannya minim, lebih banyak yang membuang daripada yang peduli lingkungan," keluhnya.

Warga di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, jaring dan kumpulkan sampah plastik untuk dijual ke pihak ketiga. Foto diambil Selasa (6/12/2022).Waring yang berada di sungai wilayah Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak. Warga jaring dan kumpulkan sampah plastik untuk dijual ke pihak ketiga. Foto diambil Selasa (6/12/2022). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Ia menambahkan, di antara anggota kelompoknya juga ada yang memanfaatkan limbah plastik menjadi kerajinan. Yaitu meliputi tempat tisu, replika bunga, tas, dan lain sebagainya.

"Alhamdulillah dari kelompok kami ada yang bisa membuat kerajinan kreatif dari bungkus kopi itu menjadi tempat tisu, bunga, tas. Kemarin juga ikut lomba di pendopo Kabupaten," pungkas dia.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads