Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat untuk menanam jagung. Hal itu menanggapi harga kedelai impor terus naik sejak beberapa bulan terakhir imbas minimnya stok di pasaran. Berikut ini penjelasan Yasin.
Yasin menyebut produktivitas jagung di Indonesia jauh lebih tinggi. Sehingga stoknya melimpah serta tak perlu impor seperti halnya kedelai. Kondisi ini juga memungkinkan jagung lebih gampang ditemukan di pasaran dengan harga yang terjangkau.
"Lebih bagus nanam jagung karena kalau jagung kan bisa 6-7 ton per hektare. Kalau kedelai tidak sampai 2 ton per hektare atau paling tinggi 2 ton. Oleh karena itu rakyat lebih memilih jagung kan," ujar Mentan Yasin Limpo dalam kunjungannya di Kulon Progo, DIY, Rabu (9/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah sekarang kebijakan pemerintah, kebijakan Bapak Presiden menaikkan (harga jagung) Rp 10.000 dari biasanya Rp 4.500, ini kesempatan kita tanam, karena di luar juga mendapatkan kontraksi-kontraksi," imbuhnya.
Meski begitu, Mentan mengakui bahwa proses peralihan dari kedelai ke jagung tidaklah mudah karena perlu kesadaran dari masyarakat.
"Kita berproses, tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan kan, mengajak rakyat dari jagung yang harganya 6-7 ton ya harus seperti itu," ucapnya.
Untuk diketahui, pemerintah kini juga sedang mendorong peningkatan produksi jagung nasional melalui intensifikasi dan ekstensifikasi, khususnya perluasan lahan baru. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jagung baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dijelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan kebijakan terkait percepatan pengembangan jagung dengan menetapkan strategi pengembangan jagung menuju swasembada berkelanjutan melalui Roadmap Jagung 2022-2024.
Program ini sebagai antisipasi beberapa negara pengekspor jagung yang menerapkan pembatasan ekspor guna memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negerinya. Kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya kenaikan harga jagung dunia, selain juga sebagai dampak dari kondisi geopolitik global saat ini akibat konflik Rusia-Ukraina.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Keterangan Pers usai Rapat Internal Terbatas terkait Peningkatan Produksi dan Ekspor Jagung di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/8), menyatakan bahwa pemerintah perlu mendorong penggunaan bibit/benih unggul (benih varietas hibrida jagung), ada 14 varietas yang diharapkan bisa meningkatkan produksi menjadi 10,68-13,70 ton/ha.
"Pak Menteri Pertanian akan menyelesaikan regulasi dan kebijakan yang diperlukan," ujarnya.
(rih/sip)