Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau sentra bawang merah di Desa Krasak, Brebes, Kabupaten Brebes, Rabu (14/9/2022). Ganjar mengatakan, harga bawang merah mahal karena produktifitas turun.
"Ini saya cek karena harga bawang merah kok kontribusi pada inflasinya tinggi sekali. Ternyata produksinya di sini juga tidak terlalu optimal," kata Ganjar usai berdialog dengan Gapoktan Umbul Makmur Wiyono, Desa Krasak, Brebes.
Saat berdialog dengan petani, Ganjar mengetahui penurunan produktivitas itu disebabkan beberapa faktor. Di antaranya kerusakan lahan pertanian, seperti berkurangnya unsur hara tanah menjadi keras. Faktor cuaca juga mempengaruhi turunnya produksi komoditas ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari pengakuan kawan-kawan semua sudah menyadari dan menyampaikan informasi kayaknya berkurang produktivitasnya. Tugas kita sekarang mengembalikan unsur hara tanah," kata Ganjar.
Ganjar langsung meminta Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten untuk terus melakukan pendampingan ke petani.
"Kita harapkan nanti kampus juga dilibatkan. Nanti generasi mudanya, Poktan, dan Gapoktan, kita siap untuk melatih mereka. Tujuannya agar tanah ini bisa dijadikan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan, bisa padi, bawang merah," jelasnya.
Ganjar mengingatkan petani tidak berlebihan menggunakan pupuk kimia dan pestisida.
"Hati-hati kalau pestisida berlebih, bahaya buat nanti anak-anak. Kalau pestisida kena air nanti bisa membuat stunting dan gondok," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Brebes, Yulia Hendrawati, membenarkan soal kerusakan tanah di wilayahnya.
"Untuk produktifitas memang kami mengakui semakin lama semakin menurun. Karena, pertama pemakaian yang secara terus menerus sehingga ada de-efisiensi unsur hara. Penggunaan zat zat kimia yang berlebihan ini juga merusak struktur tanah," bebernya.
"Seperti banyak diketahui, petani di Brebes ini merupakan petani yang sewa lahan, sehingga tidak memperhatikan kerusakan tanah. Meski tanah kurang bagus, mereka menutup dengan menambahkan porsi pupuk atau dosis pupuk supaya hasilnya banyak. Ini akan menyebabkan kerusakan lahan," pungkas Yulia.
(dil/apl)