Harga BBM resmi naik sejak Sabtu (3/9) pekan lalu. Ojek online (ojol) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, curhat biaya operasional yang kian membengkak.
Ketua Komunitas Ojek Online Adipura Semarak Solidaritas Kudus, Arif Sugiharto, mengatakan sejak ada kenaikan BBM subsidi, biaya operasional driver ojek online juga turut naik. Kenaikan operasional per hari bisa mencapai 20 persen.
"Operasional naik 20 persen, karena BBM 20 persen lebih," kata Arif kepada wartawan di Balai Jagong Kudus, Jumat (9/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutnya, kenaikan harga BBM tak sebanding dengan jumlah orderan. Menurutnya, orderan sepi sehingga berdampak pendapatan per hari turun sekitar 15 persen.
"Orderan sepi, sebelum ada kenaikan BBM kita sudah menurun, apalagi ada kenaikan. Ini tambah sepi, ongkir naik juga, jadi tetap teman-teman imbasnya juga," jelasnya.
"Penurunan pendapatan sekitar 15 persen," lanjutnya.
Dia mengatakan, rata-rata sebelumnya ada 12-20 trip penumpang tiap hari. Namun, kini sehari hanya di bawah 10 trip penumpang. Saat orderan sepi, Arif mengaku membeli bensin untuk motornya Rp 30 ribu sehari. Sedangkan saat order ramai, ongkos bensinnya bisa di atas Rp 50 ribu sehari.
"Sampai 15 trip-20 trip tergantung jarak. Sekarang sementara tetap Rp 30 ribu, bisa capai Rp 40 ribu, naik. Kadang ramainya khusus malam minggu saja," jelas dia.
Soal kenaikan ongkos ojek online, Arif mengaku belum ada koordinasi terkait hal tersebut.
"Kalau sampai saat ini soal kenaikan ojek belum ada kenaikan, masih sama," jelasnya.
Sementara itu, tukang becak Sucipto (60) juga mengaku terimbas kenaikan BBM. Menurutnya, harga-harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Sedangkan sebagai tukang becak, dia mengaku sering tak mendapat penumpang.
"Jurusan Jember ke utara, Jember ke selatan, sepi ya, sehari tidak ada (penumpang). Kadang dapat Rp 5 ribu sehari," kata Sucipto ditemui di Balai Jagong Kudus pagi tadi.
(dil/rih)