Harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi resmi naik per Sabtu (3/9) lalu. Kenaikan harga BBM pun berimbas pada harga kebutuhan pokok di dapur. Hal itu dirasakan warga di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Salah satu warga Jati, Kudus, Sindi (32), mengaku harga barang kebutuhan pokok perlahan naik imbas kenaikan BBM pekan lalu. Dia mencontohkan gas elpiji 3 kg. Bahkan harga gas melon itu tembus Rp 35 ribu. Selain mahal, Sindi menyebut gas melon kini sulit diperoleh di pasaran.
"Hampir semua naik, gas susah, ada yang Rp 35 ribu, Rp 25 ribu, beras Rp 10,5 ribu, bawang putih juga lumayan tinggi, cabai naik," jelas Sindi saat ditemui di acara bazar di kompleks GOR Kudus, Kamis (8/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu salah satu pedagang bawang putih, Andika, mengaku harga bawang putih sudah naik sejak adanya kenaikan BBM. Harga bawang putih saat ini mencapai Rp 24 ribu, sebelumnya Rp 22 ribu per kilo. Andika pun memperkirakan harga bawang putih terus naik karena kenaikan harga BBM.
"Bawang putih saat ini Rp 24 ribu per kilo, sebelumnya Rp 22 ribu, diperkirakan akan naik lagi, karena BBM akan naik lagi," jelas Andika ditemui di Kudus siang ini.
"Karena ekspedisinya mahal. Setelah kenaikan BBM harga bawang putih pasti perlahan naik," dia mengimbuhkan.
Dia mengatakan bawang putih didatangkan dari daerah Solo. Stok bawang putih tercukupi. Namun kata dia harganya mulai naik.
"Kalau barang mudah, tapi harganya naik," terang dia.
Halaman selanjutnya, penjelasan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah...
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, mengatakan sejumlah kebutuhan pokok mulai merangkak naik imbas kenaikan BBM subsidi. Hal itu karena kenaikan transportasi. Dinas pun turun tangan untuk mengadakan bazar pasar murah.
"Ini salah satu upaya kita, dilakukan Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah untuk membantu masyarakat mengakses pangan lebih murah dampak kenaikan BBM. Tidak bisa dipungkiri harga pangan mulai merangkak, karena harga komponen yang utama untuk transportasi, untuk produksi juga BBM," jelas Dyah ditemui di Kudus siang tadi.
"Makanya kita berupaya sebanyak mungkin melakukan kegiatan bazar maupun operasi pasar yang dilakukan di Jateng," sambung dia.
Dyah mengatakan berencana menggelar bazar pasar murah di kota lain Jawa Tengah. Di antaranya Boyolali, Cilacap, hingga Kebumen. Dinas pun memberikan subsidi harga lebih murah, yakni kisaran Rp 500 sampai Rp 1.500.
"Di dalamnya ada subsidi dari pemerintah, dalam hal distribusi pangan, rencana adakan bantuan untuk penggilingan padi, penggilingan padi itu butuh solar, solar naik juga jadi para kelompok mengelola akan subsidi bantu solarnya," jelas Dyah.
"Komoditasnya 11 pangan strategis ada beras, ada gula, bawang merah, bawah putih, daging, telur, cabai, daging, minyak, dan ada sisipkan panganan lokal. Kalau untuk subsidi itu misalnya beras Rp 500 per kilo, untuk bawang merah Rp 1.500," imbuh Dyah.