Sewotnya Warga Klaten Terlanjur Antre tapi Ditolak gegara SPBU Ganti Harga

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 03 Sep 2022 16:58 WIB
Antrean di SPBU Pakis Jalan Jogja-Solo, Klaten, Sabtu (3/9/2022). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Pengumuman kenaikan harga BBM memicu antrean di SPBU di Klaten. Sejumlah warga protes usai terlanjur antre tapi ditolak dengan alasan menunggu proses pergantian harga.

"Saya itu antre dari tadi dan sampai di jalan antreannya. Begitu giliran saya, ditolak karena tutup ganti harga," ungkap pedagang unggas, Umar (27) warga Jatinom saat ditemui di SPBU Pakis, Jalan Jogja-Solo, Sabtu (3/9/2022) siang.

Umar menceritakan dari rumah hendak mengambil dagangan ke Kecamatan Delanggu, lalu ke Demak. Di sepanjang jalan semua SPBU antre sehingga dia memutuskan mengisi di SPBU Pakis tapi ditolak.

"Saya ditolak dengan alasan ganti harga, padahal saat saya antre pertalite masih Rp 7.650. Oke ganti harga tidak apa, tapi jangan disuruh menunggu setengah jam dengan alasan ganti harga," kata Umar.

Dirinya, terang Umar, sempat adu mulut dengan petugas SPBU tetapi tetap tidak bisa. Harusnya pergantian harga tidak perlu jeda karena warga menjadi rugi waktu.

"Saya minta diisi full, harga baru tidak masalah. Tapi tetap diminta menunggu padahal saya harus segera ke Demak, ini kita di-prank lagi naik tidak tahu," imbuh Umar.

Warga lain, Joko Sutanto, mengatakan saat ke SPBU Karang, Kecamatan Delanggu dirinya tidak tahu harga naik. Begitu sampai SPBU langsung memenuhi tangki.

"Tadi belum tahu kalau jam 14.30 WIB naik, setelah saya tahu baca HP langsung penuhi tangki. Untungnya masih dapat harga lama," ungkap Joko kepada detikJateng.

Taufik, warga lain mengatakan saat sampai SPBU Pakis, BBM motornya mepet. Langsung belok ke SPBU dan sepi.

"SPBU sepi, saya kira tidak naik. Ternyata mau beli tidak bisa disuruh menunggu setengah jam dulu, padahal saya mau ke Solo secepatnya," kata Taufik kepada detikJateng.

Sementara Parwito yang antre di SPBU jalan Ceper-Pedan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper juga mengeluhkan hal sama. Terlanjur antre panjang, ternyata harus menunggu perubahan harga.

"Antre sampai jalan tapi giliran mau isi katanya nunggu perubahan harga. Repot," ungkap Parwito kepada detikJateng.

Selengkapnya di halaman berikutnya..




(aku/apl)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork