Harga telur ayam ras di Kabupaten Klaten terus menanjak sampai Rp 30 ribu per kilogram. Disebutkan produksi telur memang turun sejak beberapa waktu lalu.
Ketua kelompok peternak KSU Usaha Mandiri Klaten, Nasrul Edi Saputra, menjelaskan tingginya harga telur dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya stok telur memang sedikit di saat permintaan tinggi.
"Produksi telur memang menurun karena dampak kenaikan harga pakan sekitar lima bulan lalu. Lima bulan lalu, harga pakan naik tapi harga telur rendah sehingga banyak peternak kolaps," kata Nasrul kepada detikJateng, Rabu (24/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya jumlah peternak berkurang dan produksi telur ikut berkurang. Saat ini harga telur dari kandang kisaran Rp 28 ribu per kilogram.
"Jadi memang dari kandang sudah Rp 28 ribu karena memang tidak ada barang. Krisis lima bulan lalu baru dirasakan dampaknya saat ini," kata Nasrul.
Selain itu, tingginya harga telur karena banyak bantuan sosial dari pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk telur ayam.
"Harga tinggi karena ini musim bantuan. Kalau program PKH sudah rutin butuh telur tapi kali ini ditambah bansos lainnya," imbuh Nasrul.
Sementara itu pemilik warung makan di Jalan Pemuda, Klaten, Poniyem, mengatakan harga telur hari ini Rp 30 ribu per kilogram. Harga itu disebutnya tertinggi dalam beberapa waktu terakhir.
"Harga ini paling tinggi karena saat Hari Raya paling tinggi hanya Rp 23 ribu. Harga naik karena bersamaan dengan musim bantuan program PKH," kata Poniyem saat ditemui di warungnya.
Bantuan program PKH, sebut Poniyem, sudah turun beberapa hari lalu. Setiap warga mendapatkan beras dan telur dari pemerintah.
"Bantuan PKH sudah turun, beras 15 kilogram, telur satu kilogram, dan buah apel. Setiap bantuan turun harga pasti naik tapi tidak setinggi saat ini," imbuhnya.
Terpisah, pedagang warung sembako di Jalan Jogja-Solo, Maryati, mengatakan harga telur naik sebab harga kulakan juga tinggi. Menurutnya, warung hanya dapat laba maksimal Rp 500 per butir.
"Harga tinggi karena sudah tinggi dari bakul. Warung paling eceran bisa maksimal Rp 500 per biji, kalau permintaan untuk rumah tangga tidak ada kenaikan," kata Maryati saat ditemui di warungnya.
(rih/apl)