Ratusan pedagang sapi Boyolali melakukan aksi unjuk rasa. Mereka mendesak kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali agar pasar hewan Jelok, Kecamatan Cepogo, yang ditutup sejak 3 bulan lalu karena kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) itu segera dibuka lagi.
"Para pedagang di Pasar Hewan Jelok khususnya, minta dengan sangat agar pasar hewan segera dibuka lagi," kata Ketua Paguyuban Lembu Ireng Pasar Hewan Jelok, Jumeri, dalam audiensi dengan Ketua DPRD Boyolali, Senin (22/8/2022).
Belasan orang perwakilan pedagang sapi yang tergabung dalam Paguyuban Lembu Ireng Pasar Jelok mendatangi gedung DPRD Boyolali. Mereka diterima langsung Ketua DPRD Boyolali Marsono bersama sejumlah anggotanya. Juga hadir kepada Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali Lusia Dyah Suciati dan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Boyolali.
Sementara ratusan pedagang lainnya berkumpul di Pasar Hewan Jelok. Mereka membawa mobil pikap yang biasa digunakan untuk mengangkut dagangan sapi ke pasar. Mereka juga membawa patung sapi dari kertas berukuran besar.
Lebih lanjut Jumeri mengatakan, pedagang sapi Pasar Jelok sebagian besar menggunakan modal dengan pinjam dari bank. Sehingga mereka memiliki kewajiban untuk mengangsur pinjaman tersebut.
Namun mereka kesulitan menjual barang dagangan berupa sapi-sapi itu karena semua pasar ditutup. Para pedagang di Pasar Jelok pun gelisah karena angsuran di bank tak bisa ditunda.
"Intinya kami meminta agar Pasar Hewan Jelok ini bisa segera dibuka lagi. Ini aspirasi dari masyarakat penghuni (pedagang) Pasar Jelok, termasuk teman-teman Paguyuban Lembu Ireng," ujar dia.
Sementara itu Ketua DPRD Boyolali Marsono mengatakan pihaknya mendukung aspirasi para pedagang untuk membuka kembali pasar hewan di Boyolali. Pihaknya akan menyampaikan aspirasi ini kepada Bupati Boyolali.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
(rih/aku)