Cuaca di lereng Gunung Merapi dan Merbabu wilayah Boyolali dalam beberapa hari terakhir diselimuti mendung. Walhasil, para petani tembakau mesti turun gunung demi mencari panas sinar matahari untuk menjemur tembakau rajangan hasil panen mereka.
Seperti terlihat di pasar hewan Jelok, Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Para petani tembakau banyak yang memanfaatkan halaman parkir di pasar sapi tersebut untuk menjemur tembakau rajangannya.
"Sudah beberapa hari ini ke sini untuk menjemur tembakau. Karena di atas mendung, pagi tadi malah gerimis," kata Siti (37), asal Dukuh Kujon, Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, ditemui disela-sela menjemur tembakau rajangan di pasar hewan Jelok, Sabtu (13/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, untuk mendapatkan kualitas tembakau yang bagus, tembakau rajangan tersebut harus bisa kering dalam satu hari. Maka, jika cuaca di atas mendung, para petani pun harus turun gunung untuk mencari sinar matahari untuk menjemur tembakaunya tersebut.
![]() |
Ada puluhan petani yang menjemur tembakau di lokasi ini. Halaman parkir pasar yang luas dipenuhi dengan widik atau anyaman bambu untuk menjemur tembakau rajangan. Widik ditata rapi berjajar untuk memudahkan membalik tembakau yang dijemur.
Tak hanya itu saja, sebagian petani lainnya juga memanfaatkan jalan-jalan di tengah areal pasar. Bahkan, sebagian petani juga memanfaatkan halaman parkir bagian timur pasar.
Siti dan ayahnya terlihat membalik widik-widik itu agar tembakaunya cepat kering. Siti menyebutkan, dalam sehari ayahnya merajang tembakau sebanyak 7 kuintal. Tembakau tersebut merupakan hasil panennya sendiri.
Setelah dirajang, tembakau ditata pada widik untuk selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari. Karena cuaca di tempat tinggalnya mendung, maka tembakau rajangan itu dibawa turun untuk mencari area lapang yang sinar mataharinya berlimpah.
Pasar hewan Jelok kebetulan saat ini masih ditutup karena wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sehingga dimanfaatkan para petani untuk menjemur tembakau.
(apl/dil)