Harga tepung terigu yang terus mengalami kenaikan juga dikemukakan produsen mi, Kirdi (53). Pemilik toko Mi Rasa Baru di Tacung depan Pasar Boyolali Kota ini mengatakan karena harga bahan baku naik, maka harga jual mi untuk mi ayam produksinya juga dinaikkan.
"Saya mengikuti saja, ketika terigu naik, bahan baku naik ya tentunya nilai jual kita naikkan. Walaupun kenaikannya tidak sesuai dengan kenaikan harga bahan baku. Kalau dibandingkan kenaikan harga bahan baku, jauh," kata Kirdi ditemui di tokonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut dia, pada bulan Oktober 2021 lalu, harga tepung terigu masih di angka Rp 175 ribu/sak. Namun sekarang ini harganya sudah mencapai Rp 265 ribu/sak.
"Terjadi kenaikan yang luar biasa. Sedangkan kami menaikkan harga mi hanya Rp 2.000/kg. Artinya kalau diitung-itung cost-nya kan masih di bawah. Tapi gimana lagi, memang kita harus bertahan," ungkap dia.
Kirdi pun memasang pengumuman dan ditempel di depan tokonya tentang kenaikan harga mi dampak kenaikan harga tepung terigu. Kirdi menyampaikan pertama kali menaikkan harga pada 1 Desember 2021 lalu, naik Rp 1.000/kg. Dari Rp 11.000/kg menjadi Rp 12.000/kg.
"Terus naik lagi Rp 1.000/kg baru per tanggal 20 Juli (2022) kemarin. Jadi Rp 13.000/kg. Harga mi di Boyolali masih termurah di Solo raya," terang Kirdi.
Di tokonya tersebut, dalam sehari memproduksi mi sebanyak empat kuintal. Dia melayani pembelian dalam jumlah banyak maupun eceran. Bahkan masyarakat umum yang membeli mi 1 kg pun tetap dilayani.
(rih/apl)