Ngefek ke Mi Instan, Zulhas Prediksi Harga Gandum Turun Bulan Depan

Ngefek ke Mi Instan, Zulhas Prediksi Harga Gandum Turun Bulan Depan

Heri Susanto - detikJateng
Kamis, 11 Agu 2022 12:16 WIB
Mendag Zulkifli Hasan di Pasar Wates, Kulon Progo, Kamis (11/8/2022).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Yogyakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memprediksi harga gandum dunia akan membaik bulan September mendatang. Ini seiring dengan hasil produksi yang membaik dari negara-negara pengekspor gandum serta pembukaan keran ekspor Ukraina.

"Saya kira September turun harga gandum. Turun," jelas Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, usai penandatanganan Nota Kesepahaman Kementerian Perdagangan dan PBNU di Hotel Melia Purosani, Rabu (10/9/2022) malam.

Ia mengungkapkan, saat ini negara penghasil gandum seperti Australia, Kanada dan Amerika Serikat telah membaik. Setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan hasil panen.

"Jangan lupa kemarin panen gandum Australia itu gagal, Kanada gagal, Amerika sebagian gagal, dipicu lagi (perang) Rusia-Ukraina. Gandumnya Ukraina nggak bisa keluar harga memang agak naik, tapi sekarang sudah dibuka. Australia panen bagus, Kanada panen bagus, Amerika bagus, tambah Ukraina sudah dibuka gandumnya," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika di pasar harga mi instan naik, kata Zulhas, disebabkan karena adanya inflasi yang mencapai 4,9 persen. Otomatis harga mi instan pun mengalami kenaikan empat sampai lima persen di pasaran.

"Kenaikan harga mi instan, ya kalau naik sedikit mungkin sesuai inflasi, 5 persen, 4 persen, inflasi kita 4,9 persen," kata Zulhas.

ADVERTISEMENT

Dari kondisi tersebut, Mendag menegaskan kabar kenaikan harga mi instan sampai tiga kali lipat mustahil terjadi. Tapi, untuk harga memang mengalami kenaikan sedikit dari harga normal.

"Kalau sekarang naik sedikit akan normal lah. Kalau naiknya katanya tiga kali nggak mungkin, mustahilah," imbuhnya.

Tapi, untuk saat ini, Zulhas mengungkapkan, ekonomi dunia penuh ketidakpastian. Kewaspadaan tetap dilakukan Kementerian Perdagangan dengan adanya crisis center.

"Tetap waspada karena dunia penuh ketidakpastian. Oleh karena itu kami di Kementerian Perdagangan ada crisis center, tiap hari soal pangan ini," jelasnya.

Khusus untuk hal itu, Zulhas mengaku Presiden Joko Widodo tiap hari mengecek perkembangan harga-harga bahan pokok. "Dan Bapak Presiden concern betul, tiap hari dicek. Di Kementerian saya, ini harga pokok bagaimana, bawang bagaimana. Tiap hari," jelasnya.

Jika dari hasil pantauan itu ada daerah yang mengalami kenaikan harga, Zulhas mengungkapkan akan langsung ada tindakan berupa subsidi transportasi dari APBD di daerah tersebut.

"Oleh karena itu, kalau sampai inflasinya tinggi, bahkan ada perintah dari Bapak Presiden lalu kami rapat, bupati-wali kota kalau di daerahnya bahan pokok ini inflasinya agak naik, dan agak cukup tinggi, maka dibantu transportasinya dianggarkan dari APBD," katanya.




(aku/sip)


Hide Ads