Tak hanya bendera merah putih dan umbul-umbul yang laris manis jelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI, 17 Agustus. Kerajinan bros dengan motif merah putih juga banyak diminati masyarakat.
Salah satu perajin bros di Boyolali Anis Suliatin mengaku produksinya mengalami peningkatan cukup signifikan. "Produksinya meningkat 30 hingga 40 persen dari hari biasa hingga awal bulan Agustus ini," kata Anis kepada para wartawan Rabu (3/8/2022).
Sehariannya, warga Dukuh Beji, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali ini memang membuat kerajinan asesoris perempuan tersebut. Namun, mulai bulan Juli, dia fokus membuat aneka bros bermotif merah putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu karena menjelang peringatan 17 Agustus 2022 ini atau peringatan HUT Kemerdekaan RI, permintaan bros bermotif merah putih meningkat. Anis mengaku, sudah menggeluti usaha kerajinan tangan ini sejak 2016.
Namun setiap menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia, dia fokus membuat asesoris bermotif merah putih. Dia memasarkan kerajinan tangan itu memalui media sosial dan marketplace.
"Pesanan dari mana-mana, dari seluruh Indonesia. Kalimantan, Sulawesi paling banyak," ujarnya disela-sela mengerjakan bros merah putih.
Ada tiga jenis bros merah putih yang dia produksi. Pertama, bros dagu merah putih yang berbahan manik-manik dan memiliki mata mutiara di sela-sela warna merah putih.
Kedua, bros gardenia. Berbahan kain pita merah putih ini memiliki bentuk seperti buang mawar. Karena pembuatannya cukup rumit dan butuh ketelitian, dalam sehari Anis hanya bisa membuat 70 buah bros gardenia.
![]() |
Ketiga, yakni bros pita merah putih. Bros jenis ini bentuknya kupu. Dalam sehari, dirinya mampu memproduksi bros merah putih ini hingga 200 buah dari berbagai bentuk atau jenis.
Untuk memenuhi permintaan, bros tak dikerjakan sendiri. Tetapi Anis dibantu oleh dua rekannya yang mengerjakan produksi bros di rumahnya masing-masing.
"Harganya berbeda-beda. Untuk yang bros gardenia ini Rp 40 ribu/lusin. Kemudian bros dagu mutiara Rp 18 ribu/lusin dan bros pita merah putih Ro 15 ribu/lusin," jelasnya.
Menurut Anis, ide awal mula membuat asesoris berupa bros ini hanya coba-coba. Sebagai ibu rumah tangga, banyak waktu luang setelah selesai mengurus anak dan pekerjaan rumah.
Dia pun kemudian belajar dari online untuk membuat bros. Ternyata hasilnya lumayan bagus dan cukup banyak. Anis yang tak ingin brosnya itu sia-sia kemudian menjualnya sendiri secara online. Lewat grub WhatsApp dan Facebook. Pemasaran juga melebar ke marketplace. Dari situ pesanan bros pita dan manik melonjak.
"Saya juga buat bros untuk souvenir pernikahan," imbuh dia.
(apl/aku)