Tingkat inflasi Jawa Tengah tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 4,97 persen sehingga Gubenur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengambil langkah penanganan. Beberapa penyebab disebut Ganjar sebagai biang kerok, salah satunya harga cabai.
Ganjar mengatakan, ada beberapa komoditas yang membuat inflasi antara lain cabai merah, cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras. Uniknya di Jawa Tengah komoditas tersebut sebenarnya surplus.
"Beberapa komoditas yang membuat inflasi yaitu bawang merah dan cabai. Menarik lagi di Jawa Tengah ini surplus semua, makanya ini surplus tapi kok harganya tinggi. Dugaan saya bawang merah sama cabainya 'piknik' ke beberapa daerah lain yang membutuhkan," kata Ganjar dalam keterangan yang diterima detikJateng, Selasa (12/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah penanganan jangka pendek yang segera diambil salah satunya operasi pasar di enam daerah inflasi tinggi yaitu Kota Semarang, Solo, Tegal Purwokerto, Kudus, dan Cilacap. Ganjar juga tidak menutup kemungkinan mengintervensi distribusi sejumlah komoditi.
"Ini enam kota besok akan kita ajak bicara, apakah di tingkat kabupaten/kota itu sudah akan melakukan intervensi," kata dia.
Meski demikian Ganjar mengakui cukup sulit untuk mengatur distribusi komoditi-komoditi tersebut agar tidak keluar Jateng karena pola kerjasama yang sudah terjalin lama di pasar-pasar induk di kota-kota besar.
"Agak sulit, karena kita tidak bisa melarang mereka menjual ke mana. Di kota besar seperti Jakarta pasti ambil, kontrak kerja mereka sudah lama. Maka kita coba kontrol, ini tidak gampang," ucap Ganjar.
Ganjar juga berupaya mengidentifikasi dan mengambil langkah antisipasi terkait kemungkinan penyebab inflasi lainnya. Contoh, dampak perang Rusia-Ukraina yang berpotensi mempengaruhi harga gas hingga pupuk.
"Maka tadi saya hitung jumlah subsidi pupuk untuk di Jawa Tengah saja kira-kira tadi hanya 54 persen yang dicover," ujarnya.
Ganjar juga menggandeng Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Jawa Tengah ke rumah dinasnya untuk membahas langkah penanganan inflasi saat ini dan membahas antisipasi terkait potensi penyebab inflasi lainnya seperti harga bahan bakar minyak.
"Maka kita hati-hati. Umpama minyak, Pertalite ini mau naik apa nggak. Kalau naik berarti menjadi satu kebijakan dan pasti akan mendorong inflasi. Maka saya minta mereka (Kadin) terjun," ujarnya.
Untuk diketahui, terkait situasi inflasi Jawa Tengah saat ini Ganjar menyebut sudah berbahaya dan masuk kategori merah.
"Inflasi kita berbahaya. Kalau bicara (laju inflasi) 3 (persen) plus minus 1 (persen) ini sudah 4 (persen) dan empatnya ini lebih. Merah!" kata Ganjar ditemui detikJateng di rumahnya, kemarin sore.
(sip/apl)