Serangan hama wereng dan inser (incertula) atau hama penggerek batang membuat petani di wilayah timur Kabupaten Klaten pusing. Tanaman padi yang diserang hama warnanya berubah menjadi belang menyerupai lapangan sepak bola.
Pantauan detikJateng di beberapa wilayah Kecamatan Juwiring dan Karangdowo tampak serangan merata. Di Desa Kenaiban, Kecamatan Juwiring, serangan hama terjadi pada padi usia 1-2 bulan.
Sebagian tanaman padi batangnya mengering sehingga dari kejauhan terlihat warna cokelat dan padi di dekatnya yang tidak terserang hama masih hijau. Jika dilihat, hamparan tanaman padi menjadi belang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi yang sama terjadi di Desa Jetis, Kecamatan Juwiring dan Desa Bakungan, Kecamatan Karangdowo.
"Ini tanaman saya rombak, sudah sekali tanam habis semua. Ya wereng, ya inser, ada semua," kata Harno, petani warga Desa Kenaiban di sawahnya, Senin (11/7/2022).
Menurut Harno, akibat serangan hama, padinya satu patok mati dan kerugian sekitar Rp 1,5 juta. Meliputi biaya benih, tanam dan pupuk.
"Biayanya sudah habis sekitar Rp 1,5 juta dan ini saya mau tanam lagi. Kemarin sudah dibantu benih gratis tapi masih takut juga mau tanam soalnya desa lain juga kena," papar Harno.
![]() |
Sementara itu, Darman, petani di Desa Bakungan, Kecamatan Karangdowo, mengatakan serangan wereng dan inser memusingkan. Menurutnya kondisi ini sudah sebulan dan belum juga hilang bahkan malah bertambah ganas.
"Ini setengah patok sudah kering. Baru mau saya pupuk untuk pancingan agar tanaman padi tumbuh kembali," jelas Darman di sawahnya.
Petani lain, Jito mengaku tidak habis pikir dengan hama wereng dan inser tersebut. Diakuinya serangan kedua hama itu bergantian.
"Ya wereng ya inser bergantian. Sepatok ada wereng dan ada juga insernya, ini yang buat petani kerepotan," ungkap Jito di lokasi.
Terpisah, Plt Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten Lilik Nugraharja menjelaskan serangan wereng dan inser memang merata. Tapi serangan bersifat spot.
"Serangan hanya spot-spot tapi ringan. Minggu kemarin 11 hektare tapi Minggu ini jadi 43 hektare, Kecamatan Juwiring paling banyak ada 20 hektare," kata Lilik di kantornya.
(rih/mbr)