Pandemi Reda, Produsen Bumbu di Kulon Progo Banjir Order Jelang Idul Adha

Pandemi Reda, Produsen Bumbu di Kulon Progo Banjir Order Jelang Idul Adha

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Kamis, 07 Jul 2022 13:31 WIB
Produsen bumbu di Gubug Ndeso, Dusun Kedunggalih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DIY, Kamis (7/7/2022).
Produksi bumbu di Gubug Ndeso, Dusun Kedunggalih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DIY, Kamis (7/7/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Kulon Progo -

Idul Adha tahun ini menjadi berkah bagi produsen bumbu di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sempat lesu imbas pandemi COVID-19, kini mereka kembali kebanjiran order hingga kewalahan melayani banyaknya konsumen.

Salah satunya dirasakan oleh produsen bumbu Gubug Ndeso di Dusun Kedunggalih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo. Pesanan bumbu seperti bumbu rendang, sate, rawon, tongseng, gulai hingga rica-rica melonjak drastis dibandingkan tahun sebelumnya.

Pemilik Gubug Ndeso, Supriastuti mengatakan lonjakan pesanan mulai dirasakan sejak awal pekan ini. Adapun per kemarin pihaknya sudah membuat 1.000 pcs pesanan khusus untuk keperluan Idul Adha. Sedangkan per hari ini, telah menembus 1.500 pcs dari total target penjualan 5.000 pcs selama momen Idul Adha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai hari ini sudah keluar barang 1.500 pcs. Kalau tahun lalu itu tidak seperti ini. Pada tahun lalu sedikit sekali, kita hanya bisa 2.000 pcs (total pesanan selama Idul Adha). Sedangkan hari ini permintaan sudah seperti sebelum pandemi, kita juga sudah bikin bumbu itu 3 kuintal untuk target 5.000 pcs," ujarnya saat ditemui di Gubug Ndeso, Kamis (7/7/2022).

"(5.000 pcs bisa habis?) Iya, biasanya segitu-gitu sebelum pandemi memang ajeg (tetap) segitu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Perempuan yang sudah 18 tahun menggeluti usaha pembuatan bumbu ini mengatakan adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang dikhawatirkan menjangkiti hewan kurban tidak berdampak pada penjualan bumbu miliknya. Bahkan ia menyebut permintaan produk ini cenderung meningkat tajam.

"Ya ini pulih karena waktu pandemi ini hanya 2.000 pcs kalau ini kan kembali ke 5.000. Walau ada wabah PMK atau lainnya itu cuma permintaannya tinggi," jelasnya.

Produsen bumbu di Gubug Ndeso, Dusun Kedunggalih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DIY, Kamis (7/7/2022).Produsen bumbu di Gubug Ndeso, Dusun Kedunggalih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DIY, Kamis (7/7/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Disinggung soal produk bumbu yang paling laku, Supriastuti menyebut ada tiga varian yang selalu laris manis diburu konsumen. Yaitu bumbu rendang, tongseng dan sate.

"Yang paling banyak dipesan itu rendang karena rendang kan spesifik ya enggak semua orang bisa, terus kedua tongseng, ketiga sate," ujarnya.

Harga bumbu bikinan Gubug Ndeso cukup terjangkau. Per pcs dihargai Rp 5.000. Selain dijual secara langsung, bumbu ini juga ditawarkan lewat marketplace online, dengan harga Rp 7.000 per pcs.

Untuk pemasarannya, produk ini tidak hanya merambah pasar lokal Kulon Progo. Melainkan sudah ke pelbagai daerah di Indonesia.

"Ini saya sudah tembus pasar baru sampai Muntilan (Jawa Tengah) kalau yang marketplace ya sudah nasional, Lampung, Jambi dan Gresik. Kalau untuk luar negeri karena izin keluar negeri susah jadi ya belum bisa," ucapnya.

Terkait daya tahan produk, Supriastuti mengklaim bumbu biayanya bisa awet hingga satu bulan di luar ruangan. Sedangkan jika dimasukkan kulkas, bisa berbulan-bulan lamanya.

"Sebenarnya kalau di dalam kulkas itu dia tahan lama. Cuma kalau kita ecer kena matahari, karena kita nggak pakai boraks dan formalin ya jadi tetap berisiko tinggi, jadi paling sebulan itu kalau normal. Kalau di kulkas berbulan-bulan," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya..

Sementara itu salah satu pedagang eceran bumbu mitra Gubug Ndeso, Rina Utami mengatakan permintaan bumbu jelang Idul Adha tahun ini meningkat tajam dibandingkan sebelumnya. Menurutnya banyak masyarakat yang tidak ingin repot membuat bumbu sehingga memilih bumbu instan.

"Ini ambil pesanan, kemarin kan saya ada pesanan bumbu karena menjelang Idul Adha ini kebetulan banyak banget gitu yang pesan, daripada bikin kan jadi pada pesan saja, gampang langsung masuk nggak perlu ngulek lagi," ujarnya.

Produsen bumbu di Gubug Ndeso, Dusun Kedunggalih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DIY, Kamis (7/7/2022).Produk bumbu di Gubug Ndeso, Dusun Kedunggalih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DIY, Kamis (7/7/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Rina sudah memesan lebih dari 100 pcs dari Gubug Ndeso untuk diedarkan ke sejumlah pasar di Kulon Progo. Setiap tahunnya, stok bumbu itu selalu habis diburu konsumen guna keperluan memasak daging di hari raya.

"Kalau saya kan ini setor lagi ke pedagang lain, biasanya nanti kembali cuma 5 pcs tapi nanti langsung habis juga, di hari H itu nanti sudah habis semua," jelasnya.

Sama seperti yang disampaikan Supriastuti, penjualan bumbu pada Idul Adha tahun ini menurut Rina lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Pada tahun lalu, ia hanya bisa menjual sekitar 60 pcs per hari, saat ini sudah mencapai 100 pcs.

"Paling per kemarin (Idul Adha 2021) itu cuma 60 pcs, biasanya bisa 100 pcs. Tapi karena kemarin COVID ya mau gimana lagi. Itu pun harus door to door kemarin, jadi nganter ke rumah-rumah gitu, kalau ini kan di satu tempat gitu sudah habis," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)


Hide Ads