Pasar Hewan di Wonogiri Boleh Buka Mulai Besok

Pasar Hewan di Wonogiri Boleh Buka Mulai Besok

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Senin, 20 Jun 2022 16:43 WIB
Pemeriksaan sapi di Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, Senin (23/5/2022).
Pemeriksaan sapi di Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, Senin (23/5/2022). (Foto: dok. Polres Wonogiri)
Wonogiri - Pemerintah Kabupaten Wonogiri kembali membuka pasar hewan untuk aktivitas perdagangan. Keluar-masuk hewan di pasar akan diawasi ketat oleh petugas kesehatan hewan sebagai antisipasi merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Hari ini terakhir penutupan pasar hewan, mulai besok buka. Besok Pon (Selasa), pasar hewan di Purwantoro yang besar juga sudah buka," kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, di ruang kerjanya, Senin (20/6/2022).

Ia mengatakan untuk mengatasi penyebaran PMK di Wonogiri perlu strategi baru. Sebab sejak pasar hewan ditutup mulai 24 Mei-20 Juni 2022 tidak membuat kasus PMK di Wonogiri turun.

"Kami ganti strategi (dalam menangani penyebaran PMK). Proses pengawasan ketat dan penyemprotan desinfektan di pasar hewan menjadi langkah utama. Semua perangkat untuk untuk mendukung pemeriksaan itu kami siapkan," ungkap bupati yang akrab disapa Jekek itu.

Dengan pengawasan ketat, kata dia, hewan yang bergejala yang mengarah PMK akan dipisahkan dan dikembalikan ke daerah asal. Pemeriksaan dilakukan dengan cara hewan diturunkan dari kendaraan pengangkut. Kemudian ada petugas kesehatan hewan yang memeriksa mulai dari kaki hewan, mulut dan bagian lainnya.

"Kalau pasar hewan bukanya setiap pasaran Jawa. Petugas yang dari lain kecamatan bisa membantu daerah yang saat itu ada pasaran hewan. Sehingga pengawasan bisa lebih baik. Kalau jumlah hewan yang masuk tidak dibatasi, akan kesulitan. Maksimalkan pengawasan," ujar dia.

Jekek menjelaskan, penutupan pasar hewan beberapa lalu berawal dari ditemukannya kasus suspek PMK di Pasar Pracimantiro. Setelah ditutup ternyata penyebaran PMK tidak bisa terkendali, justru ada peningkatan kasus.

"Kalau hanya fokus penutupan, ada ruang lain yang bisa digunakan untuk bertransaksi. Aktivitas niaga bisa melalui jalur lain, sehingga tidak terkontrol. Kalau perdagangan lewat pasar justru terkontrol, karena ada pengawasan ketat," kata dia.

Menurut Jekek, salah satu pertimbangan pembukaan pasar karena saat ini sudah mendekati Hari Raya Idul Adha yang di dalamnya ada potensi aktivitas ekonomi dari niaga hewan.

"Pembukaan pasar hewan dengan pengawasan ketat ini merupakan langkah menjaga keseimbangan antara pencegahan dan ekonomi. Kalau tidak ada aktivitas ekonomi bisa berat," kata Jekek.

Ia menjelaskan, saat ini sudah ada 374 kasus suspek di Wonogiri yang mengarah PMK. Sedangkan hewan ternak yang sembuh sudah ada 158 ekor. Sementara itu, hewan yang mati karena PMK sebanyak 14 ekor.

"Dari 14 ekor itu, 12 ekor di antaranya meninggal karena dipotong. Stok obat yang digunakan untuk mengobati sapi terdampak PMK masih cukup," kata Jekek.

Informasi yang dihimpun detikJateng dari akun Instagram Dinas Kelautan dan Perikanan dan Peternakan (Dislakpernak) Wonogiri, telah keluar Surat Edaran No.524.3/534 tentang Pengawasan Pasar Hewan.

Di antara poin yang terkandung di surat edaran itu adalah hewan dari luar daerah harus menyertakan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Jika tidak bisa menunjukkan SKKH akan diputar balik ke daerah asal. Sedangkan untuk hewan lokal dari Wonogiri akan dicek sebelum masuk pasar.


(sip/aku)


Hide Ads