Herdiana Dewi Utari (49), warga Pedukuhan Tegal Kenongo, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Bantul, sudah belasan tahun menggeluti bisnis minuman herbal. Pengusaha yang awalnya hanya berjualan minuman herbal itu kini sukses menjadi seorang produsen.
"Jadi dulu itu saya ikut-ikutan jualan produk herbal khususnya teh rosella," kata Herdiana kepada wartawan di tempat produksinya, Pedukuhan Tegal Kenongo, Bantul, Senin (11/4/2022).
Seiring berjalannya waktu, tepatnya tahun 2008, Herdiana mulai memproduksi sendiri teh rosella. Bukan hanya teh seduh biasa, dia membuat teh celup untuk produk tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam waktu 2 tahun, usaha produksi teh celup rosella yang digeluti berkembang. Bahkan dia mendirikan badan usaha untuk produksinya itu agar produk yang dihasilkan mampu menembus pemasaran di swalayan.
"Mulai 2008 membuat teh rosella, kemudian tahun 2010 membuat CV itu karena untuk pemasaran dan syarat masukkan produk di swalayan-swalayan," kata dia menceritakan.
Usaha milik Dian, demikian sapaan akrabnya, terus berkembang. Penjualannya mampu merambah hingga ke daerah lain.
Dia juga cukup rajin mengikuti berbagai pameran. Dari situlah dia akhirnya mengenal jaringan sesama UMKM, hingga akhirnya juga memperoleh kesempatan mengikuti berbagai pelatihan dari sebuah yayasan.
Salah satu materi yang pernah didapatkan di 2017 adalah konsep pemasaran digital. Namun, lantaran saat itu dia masih sangat yakin dengan penjualan konvensional, dia memilih jalannya dengan terus mendorong penjualan secara offline.
Pandemi COVID-19 yang terjadi di awal 2020 mengubahnya. Semua kegiatan, termasuk jual beli, harus meminimalisir pertemuan tatap muka. Kondisi itu membuat Dian harus kembali melirik yayasan yang telah memberikannya pelatihan.
"Dulu saya lebih banyak jualan offline, seperti titip jual ke toko oleh-oleh. Website sebetulnya ada tapi jarang saya kelola. Semua itu baru terasa pas pandemi, yang apa-apa harus online," ujarnya.
Pelatihan online dan digital marketing yang diikutinya rupanya cukup ampuh. Di tengah pandemi, penjualan minuman herbalnya justru berkembang. Tak hanya teh rosella, dia sanggup mengembangkan produknya hingga ke teh daun kelor hingga gula jahe organik instan.
"Omzet saya bisa lebih lari (meningkat) karena mengikuti perkembangan zaman dengan jualan secara online, membuat kemasan yang menarik dan setiap produksi menerapkan standar pabrik sehingga setiap produk saya ada standarisasinya. Bahkan tahun 2021 saya berhasil memenuhi standar untuk produk ekspor," ujarnya.
Menyoal omzet, Dian enggan mengungkapkannya secara gamblang. Namun, Dian mengaku penghasilan dari penjualan produk herbalnya sangat cukup untuk hidup sehari.
"Yang jelas cukup dan bisa menggaji 12 karyawan saya," katanya.
(ahr/ahr)