SWI Heran Banyak Korban Binomo dkk Berpendidikan Tinggi

SWI Heran Banyak Korban Binomo dkk Berpendidikan Tinggi

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Kamis, 31 Mar 2022 00:15 WIB
Binomo
Foto: Binomo (Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah)
Solo -

Satgas Waspada Investasi (SWI) menyebut kebanyakan korban investasi bodong Binomo Binary Option hingga robot trading justru orang berpendidikan tinggi. Fakta tersebut membuat SWI heran.

Ketua SWI, Tongam Lumban Tobing, mempertanyakan mengapa para korban yang berpendidikan tinggi tidak berupaya mencari informasi sebelum berinvestasi. Padahal aplikasi seperti Binomo sudah diblokir sejak 2019.

"Sangat tidak masuk akal ya, para korban-korban ini adalah korban-korban yang punya uang dan punya tingkat pendidikan yang tinggi. Tapi mereka tidak mau ngecek legalitasnya. Ini masalahnya. Dan pada saat mereka masih untung, mereka diam, ketika rugi teriak," kata Tongam di Solo, Rabu (30/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing (kanan) dan Kepala OJK Solo, Eko Yuniarto (kiri) di Solo, Rabu (30/3/2022).Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing (kanan) dan Kepala OJK Solo, Eko Yuniarto (kiri) di Solo, Rabu (30/3/2022). Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng

Padahal, kata Tongam, seharusnya calon investor dapat berpikir logis mengenai iming-iming keuntungan. Dia menegaskan seluruh investasi memiliki risiko sesuai potensi keuntungannya.

"Seperti robot trading menawarkan keuntungan 15 persen per bulan, bahkan tanpa risiko. Secara logika, kalau dia bisa dapat untung 15 persen kenapa nggak dia sendiri aja? Kenapa ngajak-ngajak orang lain kaya? Namanya investasi, high risk high return," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Di sisi yang lain, para pelaku investasi bodong memang dapat dengan mudah menawarkan langsung kepada masyarakat, baik melalui pesan WhatsApp maupun iklan di internet. Bahkan pelaku berani menggaet selebgram untuk meyakinkan calon korban.

"Bahkan ada yang sampai iklan di televisi, habis berapa miliar rupiah itu. Mereka menggaet artis. Bayangkan berapa keuntungan mereka," ujar dia.

Dia pun membantah tudingan pemerintah tidak bertindak mencegah investasi bodong. Sebab menurutnya, penanganan investasi ilegal harus dilakukan secara terpadu.

"Mengapa investasi bodong tetap marak meski pemerintah sudah memblokir? Karena pelaku memanfaatkan teknologi yang sangat mudah, dan pasarnya ada. Jadi memang nggak mungkin sampai nol," pungkasnya.




(bai/rih)


Hide Ads