Kapolda: Stok Migor di Jateng 109.000 Ton, Cukup untuk 3 Bulan

Kapolda: Stok Migor di Jateng 109.000 Ton, Cukup untuk 3 Bulan

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Selasa, 29 Mar 2022 14:43 WIB
Kapolda Jateng Irjen Ahamd Luthfi pantau ketersediaan minyak goreng di Semarang, Selasa (29/3/2022).
Kapolda Jateng Irjen Ahamd Luthfi pantau ketersediaan minyak goreng di Semarang, Selasa (29/3/2022). (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)
Semarang -

Polda Jawa Tengah menggelar pantauan stok minyak goreng menjelang bulan Ramadan. Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi menyebut stok minyak goreng di Jawa Tengah cukup untuk 3 bulan ke depan.

Luthfi bersama Forkompinda Kota Semarang dan tim Satgas Pangan melakukan pantauan pertama di PT Berkah Emas Sumber Terang (BEST). Perusahaan tersebut adalah produsen minyak goreng.

Kemudian pantauan berlanjut ke Indogrosir dan Pasar Bulu. Di sana rombongan melakukan pengecekan stok barang. Luthfi menegaskan tidak ditemukan adanya penyimpangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam rangka antisipasi bulan Ramadan hingga lebaran. Dilakukan (pantauan) di tingkat produsen, distributor sampai tingkat pengecer, tidak ada penyimpangan, belum kita dapati penyimpangan," kata Luthfi di Pasar Bulu Semarang, Selasa (29/3/2022).

Ia menegaskan, dari data Polda Jawa Tengah, stok minyak goreng di Jateng masih mencukupi hingga tiga bulan ke depan.

ADVERTISEMENT

"Kebutuhan masyarakat, minyak goreng seluruh Jateng sebulan 36 ribu ton. Kemudian stok Jateng punya 109 ribu ton. Artinya stok 3 bulan ke depan berdasarkan data kita lakukan pengecekan, cukup," tegasnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat tidak perlu panik terkait ketersediaan minyak goreng. Ia juga menegaskan tim Satgas Pangan selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memantau ketersediaan pangan termasuk minyak goreng.

"Oleh karena itu imbauan saya kepada masyarakat, kita tidak usah panik, belanja minyak sewajarnya, tidak usah berlebihan karena stok cukup," imbau Luthfi.

Jadi jika masih ditemui adanya antrean pembelian minyak goreng, lanjut Luthfi, itu bukan karena kelangkaan, namun karena keterlambatan delivery order (DO).

"Diharapkan tidak ada antrian kelangkaan berdasar stok aman. Kalaupun ada, itu mungkin DO telat dan bisa diatasi," katanya.

Sementara itu Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan hal serupa. Pria yang akrab disapa Hendi ini mempersilakan warga melapor jika mendapati adanya kecurangan dalam distribusi minyak goreng.

"Kalau memang ada main-main di lapangan kemudian susah dapat minyak goreng, bisa di laporkan ke Satgas Pangan," kata Hendi.

Ia juga mengimbau masyarakat bijak dan mulai mencari alternatif memasak yang tidak perlu menggunakan minyak goreng. "Atau mengembangkan pola-pola memasak tanpa harus pakai minyak goreng," tandasnya.




(aku/mbr)


Hide Ads