Jamu Gendong Masih Eksis di Sleman, Kini Diantar Pakai Motor

Jamu Gendong Masih Eksis di Sleman, Kini Diantar Pakai Motor

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Senin, 28 Mar 2022 19:40 WIB
Produksi jamu gendong β€˜Bima Sejahtera’ Gesikan, Merdikorejo, Tempel, Sleman.
Produksi jamu gendong 'Bima Sejahtera' Gesikan, Merdikorejo, Tempel, Sleman. (Foto: dok. Sentra Jamu Gendong 'Bima Sejahtera')
Sleman -

Jamu memiliki sejarah panjang di Indonesia sebagai salah satu minuman yang dipercaya manjur menjaga kesehatan serta kebugaran sejak zaman nenek moyang. Dahulu, minuman tradisional ini populer sebagai jenis jamu gendong yang dijajakan secara berkeliling.

Di Kabupaten Sleman, terdapat sentra jamu gendong yang masih eksis hingga saat ini. Lokasinya di Padukuhan Gesikan, Merdikorejo, Tempel.

Sentra jamu gendong itu bahkan beberapa waktu lalu dikunjungi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Lalu bagaimana awal mula sentra jamu itu berdiri dan bertahan hingga sekarang?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua paguyuban jamu gendong 'Bima Sejahtera' Sarjono mengatakan produksi jamu di Gesikan dimulai turun temurun. Memang awalnya bukan untuk dijual belikan. Akan tetapi, pada tahun 80 an ada salah satu warga yang berinisiatif untuk meracik jamu dan kemudian dijual.

"Dari mulai tahun '80 ada salah satu peracik jamu yang untuk mencari ekonomi (keuntungan), yang mana ekonominya lebih bagus. Tapi dia dari luar daerah. Mulai tahun itu mulai bermunculan," kata Sarjono saat dihubungi wartawan, Senin (28/3/2022).

ADVERTISEMENT

Awalnya hanya ibu-ibu yang mulai meracik jamu. Namun, saat ini sudah mulai berkembang dan warga mulai ikut untuk menggeluti usaha jamu.

"Tahun 2004 itu ada anggota sampai 30 orang, saat ini berjalan terus dan sekarang ada sekitar 40-an. Ada ibu-ibu tapi bapak-bapak ada yang jualan keliling juga," ucapnya.

Sentra jamu yang masuk dalam kategori UMKM ini memproduksi jamu yang terbuat dari rempah-rempah Indonesia. Jamu yang diproduksi memiliki beberapa varian, di antaranya beras kencur, kunir asem, jahe, temulawak,dan gula asem. Produk tersebut dikemas dalam kemasan botol dan tersedia dalam produk siap minum dan bubuk atau kristal.

"Jadi herbal, seperti saya juga mengembangkan untuk wedang uwuh dan sebagainya," ucapnya.

Proses produksi dilakukan menggunakan alat tradisional, seperti lumpang dan alu. UMKM ini masih menggunakan tenaga manusia dalam proses produksinya. Bahan-bahan yang digunakan merupakan rempah alami khas Indonesia yang berasal dari wilayah sekitar Sleman dan Magelang.

Saat ini, produsen jamu kebanyakan membeli bahan baku pembuatan jamu tersebut. Bahan baku tersebut antara lain rimpang kencur, kunir, jahe, temulawak, juga ada asem, gula jawa, gula pasir, dan lain-lain.

"Jadi ada yang menanam sendiri tapi sebagian besar beli dari daerah lain. Kebutuhan itu seperti kunir sekitar setengah kuintal, rata-rata segitu," bebernya.

Produk jamu ini dipasarkan di sekitar wilayah Sleman. Kadang juga mendapatkan pesanan dari instansi pemerintah ketika ada event tertentu. Awalnya, kata Sarjono, pemasaran jamu dengan cara digendong dan berjalan kaki keliling.

"Ya jadi dulu digendong keliling itu. Kalau sekarang sistemnya menawarkan door to door dan tidak digendong lagi tapi menggunakan kendaraan bermotor. Jadi mengantarkan sampai rumah untuk pelanggan. Jadi setiap orang beda-beda pelanggannya," ucapnya.

Sarjono menambahkan, warga yang tergabung dalam paguyuban ini kebanyakan serius untuk berjualan jamu guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi bukan hanya sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah pundi-pundi keuangan.

"Memang ada yang digeluti satu harinya keliling bisa untuk membiayai anaknya kuliah dan keluarga. Bisa untuk keperluan keluarga lah," bebernya.

Ia pun saat ini terus mengajak generasi muda di Padukuhan Gesikan untuk melestarikan sentra jamu itu. Agar keberlangsungan sentra jamu bisa terjaga hingga masa mendatang.

"Sudah mulai ada satu dua yang dulu kerja di pabrik itu keluar dan akhirnya menggeluti usaha jamu gendong," pungkasnya.




(aku/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads