Ketersediaan minyak goreng curah di Pasar Bitingan, Kudus, Jawa Tengah sempat kosong selama sepekan. Pantauan hari ini, stok minyak goreng curah mulai ada meski jumlahnya terbatas.
"Kemarin kosong itu dari sana (distributor) telat, saya libur satu minggu, satu minggu tidak jualan. Ini baru datang hari kemarin," ujar pedagang minyak goreng curah, Muhari (50) kepada wartawan ditemui di Pasar Bitingan, Rabu (23/3/2022).
Muhari mengatakan, ketersediaan minyak goreng curah baru ada sejak Selasa (22/3) kemarin. Itu pun kata dia jumlahnya dibatasi setiap sepekan sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi minyak curah ya sekarang agak lumayan sudah lancar, karena bahannya dibatasi kita ambilnya satu minggu sekali. Sebelum habis kita order di sana sudah ada nama, barang datang terus diantar. Barang dari Semarang," ujar Muhari.
Muhari menjelaskan stok minyak goreng curah tinggal tiga drum hari ini. Harganya Rp 16 ribu per kilonya, naik dari harga awalnya sekitar Rp 12 ribu.
"Hari ini stoknya cuma tinggal tiga drum, kalau datang itu tiga ton. Satu drum itu kurang lebih 200 kilogram," ujar Muhari.
"Harganya dari distributor itu Rp 15,5 ribu per kilo saya jual Rp 16 ribu per kilo," sambung dia.
Di sisi lain, lanjut Muhari, ketersediaan minyak goreng kemasan di Pasar Bitingan mulai banyak. Namun harganya terbilang mahal mencapai Rp 24 ribu.
"Ini ketersediaan ada, cuman yang beli jarang kadang dua ya masih utuh. Sudah tanya mahal. Harganya Rp 24 ribu. Ini harga sudah sepekan ini, sebelumnya ada subsidi itu harganya murah, tapi cepat laku, barangnya sulit," ujar salah satu pedagang minyak goreng kemasan, Riftiana.
Menurutnya, stok minyak goreng kemasan saat ini melimpah namun tidak ada yang beli. Pasalnya, harga jual minyak kemasan terbilang mahal.
"Stok sudah sepekan dua karton itu tidak ada yang beli, kok mahal akhirnya tidak ada yang beli," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Kapolres Kudus AKBP Wiraga Dimas Tama mengatakan bersama Dandim 0722 Kudus Letkol Kav Indarto memantau ketersediaan minyak goreng di sejumlah pasaran tradisional di Kudus. Menurutnya, hal ini kata dia sebagai upaya memastikan ketersediaan dan harga minyak goreng di pasaran.
"Ini kami lakukan untuk mengantisipasi dan memastikan penyaluran dan stok minyak goreng khususnya curah itu tetap ada dan tidak kenaikan yang cukup tinggi sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah," terang Wiraga.
Wiraga mengatakan hasil pemantauan harga minyak goreng curah cukup mahal. Ada yang sampai Rp 19 ribu per kilo. Dia pun meminta kepada pedagang agar menjual minyak goreng sesuai harga yang ditentukan oleh pemerintah, yakni Rp 14 ribu per liter.
"Dari distributor harga bervariasi dari Rp 14,5 ribu per liter, per kilonya Rp 15,5 ribu, kemudian sampai di eceran itu bervariasi dari Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu," terang dia.
"Tapi ada beberapa yang Rp 19 ribu itu kami berikan imbauan supaya bisa menurunkan harga sesuai dengan ditentukan oleh pemerintah. Karena memang di sini bersaing ada Rp 17 ribu, Rp 19 ribu ini yang tinggi tinggi ini kita coba berikan imbauan pembinaan," pungkasnya.
(aku/mbr)