Minyak goreng kini sudah bisa ditemukan di berbagai minimarket atau pasar tradisional di Kota Semarang. Namun, harganya melambung jauh dari harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan yang telah dicabut pemerintah.
Reporter detikjateng mencoba menelusuri sembilan minimarket yang ada di Jl Hasanudin, Jl Singosari Raya, dan Jl Sriwijaya pada Senin (21/3/2022).
Ketiga jalan tersebut itu lokasinya tak jauh dari pusat pemerintahan Provinsi Jawa Tengah atau Kantor Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Hasilnya, ada empat minimarket yang tidak memiliki stok minyak goreng. Sedangkan lima minimarket lainnya ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak goreng kemasan yang ditawarkan di mini market itu berkisar antara Rp 24 ribu sampai Rp 33 ribu per liter. Harga itu jauh dari HET minyak goreng kemasan Rp 14 ribu yang kini telah dicabut pemerintah.
![]() |
Baca juga: Ketua MK Anwar Usman Akan Nikahi Adik Jokowi |
Namun, minyak goreng di Semarang tak bisa dibilang langka. Di Pasar Bulu yang berlokasi di Jl Sugiyopranoto, Barusari, Kec. Semarang Selatan sudah bisa ditemukan banyak stok minyak goreng.
Hanya saja harga minyak goreng di pasar itu juga dibanderol sama dengan yang di minimarket. Yaitu, berkisar Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu per liter.
Hal itu yang kemudian dikeluhkan oleh Bambang (24) seorang pedagang ayam goreng di samping Pasar Randusari, Jl Kyai Saleh, Semarang Selatan.
"Biasanya nyari yang murah, kalau ada yang harga miring kan beli harga miring," katanya saat ditemui di tempatnya berjualan.
Bambang mengaku sudah dua minggu ini kesulitan mencari minyak goreng murah. Jika ada, per orang hanya dibatasi membeli sebanyak dua liter. Padahal kebutuhannya untuk berjualan adalah 4-5 liter per hari.
"Kalau (waktu) kelangkaan itu biasanya aku beli Rp 36 ribu per dua liter, itu sebelum (harganya) naik," kata Bambang.
(dil/ahr)