Minyak Goreng Masih Langka di Pasar Wates, Stoknya Hanya Segini

Minyak Goreng Masih Langka di Pasar Wates, Stoknya Hanya Segini

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Rabu, 23 Feb 2022 16:32 WIB
Minyak goreng masih sulit dicari di pasar tradisional kawasan Tangerang Selatan. Harga minyak goreng pun masih mencapai sekitar Rp 17 ribu-Rp 20 ribu per liter.
Ilustrasi. Foto: Minyak Goreng (Andhika Prasetia/detikcom)
Kulon Progo -

Stok minyak goreng di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terbatas. Berdasarkan pemantauan Kementerian Perdagangan (Kemendag), per hari ini hanya tersedia sekitar 500 liter.

"Hari ini ada pemantauan dari petugas Kementerian Perdagangan, sebanyak tiga personel. Datang ke Kulon Progo khususnya Pasar Wates dalam rangka melakukan pengecekan langsung kondisi distribusi. Hasilnya ada kurang lebih 500 liter minyak, baik curah maupun kemasan yang tersedia," ungkap Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo, Sudarna, saat ditemui wartawan di sela-sela pemantauan Pasar Wates, Rabu (23/2/2022).

Stok minyak 500 liter itu merupakan kumulatif yang ditemukan petugas pemantauan di setiap pedagang. Berdasarkan temuan ini, Sudarna memastikan bahwa stok minyak goreng di pasar tersebut masih ada, hanya jumlahnya yang terbatas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Disimpulkan bahwa stok itu masih ada ya, tapi memang terbatas," ucapnya.

Ia juga menyebut bahwa distribusi minyak goreng ke pedagang Pasar Wates masih belum merata. Ini karena ditemukan adanya ketimpangan stok antara pedagang satu dengan lainnya.

ADVERTISEMENT

"Di toko-toko tertentu didapatkan stok yang banyak, tapi ketika beralih ke toko lain justru hanya sedikit, bahkan tidak ada. Ini artinya distribusi belum merata," ujarnya.

Di samping memantau ketersediaan stok, petugas gabungan juga mengecek harga jual minyak goreng di Pasar Wates. Hasilnya mayoritas penjual menjajakan minyak goreng sesuai dengan harga yang ditentukan pemerintah, yakni Rp 14.000 per liter.

"Untuk harga sudah sesuai ketentuan pemerintah ya. Cuma memang tadi ada juga yang lebih tinggi, tapi selisihnya cuma Rp 500, itu kasarannya bati (untung) mereka," ucapnya.

Ditemui di lokasi yang sama, petugas pengecekan pasar Disdagin Kulon Progo, Jalu Triadmojo mengatakan kekosongan minyak goreng yang sempat terjadi Kulon Progo disebabkan oleh terbatasnya stok dari pihak distributor. Kalaupun ada, langsung disalurkan ke toko-toko langganan sehingga pembagian tidak merata.

"Saat ada minyak goreng, distributor langsung membagikan ke langganan yang biasa mengambil. Akibatnya stok minyak goreng di toko-toko kecil atau pedagang pasar lebih sedikit dibandingkan kondisi normal, dan yang menjadikan stok tidak merata," ucapnya.




(rih/sip)


Hide Ads