Munculnya kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat penjualan hewan ternak mengalami penurunan meski jumlahnya belum signifikan. Di sisi lain, Dinas Peternakan setempat menyebut sudah tidak ada penambahan kasus hewan mati akibat antraks.
"Kalau sementara ini sudah mulai kelihatan penurunannya. Kemarin kita lihat di Pasar Semanu sudah ada penurunan," kata Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro saat ditemui detikJateng di ruang kerjanya, Jumat (4/2/2022).
Menyoal rincian penurunan daya jual hewan ternak, pria yang juga menjabat Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul ini mengaku belum mengalkulasinya. Namun dia menyebut penurunannya tidak signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum (signifikan) tapi ada penurunan," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya saat ini terus menggenjot suntikan antibiotik terhadap hewan ternak di zona merah. "Untuk sekarang sedang kita kendalikan, sedang kita antisipasi terkait penyebarannya. Seperti di Gombang sama Gedangsari semua kena dan sudah mulai kita antibiotik dan vitamin untuk ternak-ternak," imbuh Kelik.
Selain itu, lanjut Kelik, hingga saat ini tidak ada penambahan kasus ternak mati akibat antraks di kedua kalurahan tersebut. Terlebih, pihaknya sudah membatasi keluar masuk hewan ternak dari zona merah.
"Sampai saat ini belum ada kabar penambahan lagi. Semoga tidak ada lagi," ucapnya.
"Saat ini zonasi merah semua ternak tidak boleh keluar dulu. Semua harus kita pastikan dulu kesehatannya kita berikan antibiotik, vaksin, lokasi tertentu dikasih disinfektan, cairan formalin dan edukasi kepada masyarakat," imbuh Kelik
Dihubungi terpisah, salah seorang pemilik tempat pemotong hewan (TPH) di Kapanewon Semanu, Sutiyem, membenarkan bahwa jumlah hewan yang disembelih berkurang dibanding beberapa waktu sebelumnya. "Permintaan memang menurun, tapi sedikit. Pelanggan kami paling banyak pedagang bakso. Beberapa hari terakhir memang permintaan dari mereka menurun," katanya.
Sedangkan pemilik TPH lainnya yakni, Suwardi mengakui ada kekhawatiran dari pelanggannya sejak kasus antraks muncul beberapa waktu lalu. Dirinya berharap pemerintah rutin melakukan sosialisasi jika daging di Gunungkidul aman.
"Semoga ada sosialisasi terus menerus jika daging aman," ujarnya.
(aku/sip)