Bensin Bahan Sawit yang Diuji Coba di Kudus Disebut Kualitas Tinggi

Bensin Bahan Sawit yang Diuji Coba di Kudus Disebut Kualitas Tinggi

Dian Utoro Aji - detikJateng
Selasa, 25 Jan 2022 13:25 WIB
Menteri ESDM meninjau unit mesin konversi energi bensa di PT Pura Barutama, Selasa (25/1).
Menteri ESDM meninjau unit mesin konversi energi bensa di PT Pura Barutama. Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Perusahaan ternama di Kabupaten Kudus mengembangkan bensa (bensin sawit), bahan bakar alternatif berbahan minyak kepala sawit. Bensa ini pun menarik perhatian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

"(Ke sini) Untuk melihat uji coba proses konversi dari IVO (Industrial Vegetable Oil) ke bensin. Ide ini sudah diinisiasi lama oleh Prof Subagyo (dari ITB) dan kawan-kawan," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di PT Pura Kudus, Selasa (25/1).

Arifin mengatakan, konvensi minyak kelapa sawit menjadi fraksi bensin merupakan upaya pencarian energi alternatif sebagai pengganti suplai berbasis minyak bumi. Produksi sawit yang dihasilkan dari unit percontohan produksi bensa adalah bahan bakar fraksi bensin berkualitas tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Arifin, teknologi ini merupakan hasil perancangan, konstruksi, dan pengujian oleh Pusat Rekayasa Katalis Institut Teknologi Bandung bersama Divisi Engineering PT Pura Barutama dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS).

"Nah, dari skala uji coba sekarang ini, 1.000 liter umpan juga dihasilkan bahan bakar bensa yang pada saat katalisnya masih segar bisa menghasilkan ruang 150, tentu saja bensin yang memiliki kualitas tinggi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Arifin berujar, Indonesia memiliki banyak energi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

"Di sektor ESDM, selain sektor energi kita juga memiliki mineral dan batubara. Ini juga menjadi kesempatan bagi Pura melihat potensi bagaimana kita bisa mengolah sumber daya alam ini, sehingga menghasilkan produk yang lebih tinggi," sambung dia.

Arifin mengaku proyek tersebut masih membutuhkan waktu lama agar bisa dikomersialkan. Dia pun berharap agar nantinya di setiap daerah bisa mandiri terhadap energi.

"Tentunya bisa mengambil parameter penting menuju arah skala produksi yang komersial, sawit kita banyak, sumber IVO kita, harusnya kita bisa manfaatkan. Bagaimana kita bisa membuat desa mandiri terhadap energi, kecamatan bisa mandiri terhadap energi," terang dia.

"Tuntutan ke depan bagaimana kita membuat energi yang bersih, energi yang terbarukan, untuk itu langkah ini sudah tepat, bagaimana ini bisa melaksanakan proyek ini memiliki nilai komersial yang kompetitif," ungkap dia.

Sementara itu, Perwakilan PT Pura Group, Dandi Zulkarnain, mengatakan ada beberapa tahapan proses konversi energi. Pertama, demetalgum yakni unit proses untuk menghilangkan getah dan pengotor logam yang masih terkandung pada minyak sawit.

Menurut Dandi, dengan menggunakan mesin demetalgum diperoleh hasil berupa IVO. Selanjutnya, proses perengkahan di dalam reaktor yang telah diisi katalis pada temperatur tertentu. Proses ini menghasilkan Crude Gasoline dan gas.

"Crude Gasoline ini didistilasi untuk menghasilkan bensa. Kedua proses ini dilangsungkan dalam rangkaian unit yang dinamakan mesin bensa," terangnya.

Ketiga, katalis untuk proses reaksi tersebut dibuat menggunakan mesin produksi katalis berdasarkan formula dan kondisi tertentu. "Banyak energi yang kita lakukan, unit ini bisa menciptakan mesin kreatif, mesin kami mensuport kepada industri tertentu," sambung dia.




(dil/rih)


Hide Ads