Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Ketanggungan, Brebes, menjadi sorotan wali murid. Pasalnya, selain berbau busuk, menu telur puyuh yang diterima para murid ternyata telah dikerubuti belatung.
Adanya menu busuk dan berbelatung ini terungkap terjadi SDN 3 Ketanggungan. Salah satu wali murid yang tidak ingin identitasnya terungkap mengatakan, makanan berbau dan penuh belatung ini dibagikan pada hari ini, Kamis (18/12).
Adapun makanan yang busuk ini adalah telur puyuh. Karena kondisi makanan yang tidak layak ini lah, dia pun memotretnya menggunakan handphone.
"Ini menu hari ini. Telur puyuh busuk sampai keluar belatungnya," ujar wali murid itu ditemui di rumahnya, Kamis (18/12/2025).
Wali murid tersebut melanjutkan, kualitas MBG ini sudah diketahui sejak dibagikan. Ia berujar bau busuk sudah tercium dari dalam plastik kemasan telur puyuh.
"Sudah ketahuan dulu dari baunya sebelum dimakan. Berasal dari plastik kemasan telur puyuh," terangnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJateng, menu MBG itu dibagikan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dukuhturi Ketanggungan. Kepala SPPG Dukuhturi, Hilda Nur Ifani Falah, saat dimintai konfirmasi membenarkan murid SDN 3 Ketanggungan merupakan salah satu penerima manfaat SPPG-nya.
Ia juga mengonfirmasi sudah menerima laporan dari pihak sekolah terkait keberadaan telur yang berbau busuk dan mengeluarkan belatung.
"Memang tadi ada komplain ada bau busuk. Tapi saya tidak mengira sampai ada belatungnya," ucap Hilda.
Hilda menjelaskan, memang hari ini salah satu menu MBG yang dibagikan adalah telur puyuh. Menu lain yang dihidangkan adalah roti, tahu bakso, dan pisang.
"Hari ini menunya ada telur puyuh, karena usulan dari ahli gizi. Terus roti, tahu bakso, dan pisang," jelasnya.
Ia mengaku tidak tahu soal asal-usul telur puyuh tersebut. Ia mengaku, telur puyuh itu dibelanjakan oleh Haji Edi, salah satu mitra SPPG-nya.
"Telur itu yang belanja Pak Edi, mitra. Tadi saya tanya, katanya beli di Kuningan. Pemasok telur langganan katanya tidak bisa karena mendadak pesannya," tambah dia.
Dalam pengadaan telur puyuh itu, Hilda menyebut, tidak tahu menahu soal proses pemasakannya. Telur puyuh pesanan diterima dalam kondisi sudah dikemas plastik.
"Kami menerima sudah dikemas plastik. Jadi tidak tahu soal proses masaknya," tuturnya.
Terpisah, Koordinator Wilayah (Korwil) BGN Brebes, Arya Dewa Nugroho, menanggapi hal tersebut dengan menyatakan langsung memerintahkan untuk menelusuri kebenarannya.
"Pihak SPPG segera menelusuri asal-muasalnya. Kami juga sudah menegur dan membina SPPG," kata Arya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(apu/apl)