Jatah makan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah di Kecamatan Brebes terhenti sejak ujian semester pekan lalu sampai hari ini. Selama mengikui ujian, mereka baru mendapat sekali jatah makan, yakni pada Kamis pekan kemarin.
Ada beberapa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak mengirim makanan tiap hari sejak ujian semester Senin pekan lalu. Salah satunya adalah SPPG Taman Siswa Kecamatan Brebes. Penerima manfaat SPPG ini tersebar di 7 sekolah.
Sejak Senin (1/12) lalu sampai Rabu (3/12) tidak mengirim menu ke penerima manfaat. Besoknya ada Kamis (4/12) mereka baru mendapat jatah roti tawar porsi jumbo, susu 1 liter orang, kacang dan buah pir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala SPPG Taman Siswa, Habib Al Jaddir, saat dimintai konfirmasi menjelaskan, pihaknya sengaja merapel pembagian makanan karena sedang ujian dan class meeting.
"Itu tidak mandek, siswa tetap dapat MBG hanya dirapel. Kita sudah ada koordinasi antara SPPG dengan pihak sekolah dikarenakan sekolah pada ujian dan class meeting. Kemudian dirapel agar bugdetnya pun memadai dalam menu yang dalam AKG tersebut," kata Habib memberikan alasan saat dihubungi Rabu (10/12/2025) petang.
Selain alasan tersebut, menjelang akhir tahun harus membuat laporan pertanggungjawaban.
"Juga BGN akhir tahun ini ada tutup buku pertanggungjawaban semuanya, jadi harus laporan kita real dengan mengikuti kondisi di lapangan masing masing sekolah," lanjutnya.
Kebijakan merapel MBG dikeluhkan sejumlah wali murid. Maidah, wali murid SMKN 1 Brebes mengaku, sebelumnya anak selalu dapat jatah makan sehingga tidak memberikan uang makan. Selama ujian, lanjut dia, baru dapat satu kali pada Kamis lalu.
"Sejak ujian, Senin sampai Rabu ga dapat, Kamis dapat. Jumat tidak, Senen sampai hari ini juga tidak. Biasanya kalau dapat jatah, tidak perlu kasih uang makan, tapi karena mandek, ya kasih tambahan uang saku," kata Maidah.
Keluhan serupa disampaikan Suciati, wali murid SMAN 3 Brebes. Menurut dia, sejak ujian 10 hari lalu, anaknya tampak sangat lapar sepulang sekolah.
"Kok berhenti, kenapa tidak tiap hari. Kalau pas pulang anak saya tampak lapar sekali," tegasnya.
(afn/apu)











































