Jembatan di jalan Ngemplak Seneng-Panggang, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, jebol berlubang. Jebolnya badan jembatan itu menyebabkan jalan menyempit. Pemkab Klaten kini memasang portal di jembatan itu.
Untuk sementara, di lokasi dipasangi water barrier dari Dinas Perhubungan dan drum bekas guna menghindari kecelakaan. Di lokasi juga dipasang portal pengaman ketinggian muatan.
Kades Ngemplak Seneng, Muji, mengatakan kerusakan itu sudah beberapa hari yang lalu. Pemdes sudah membuat surat laporan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini surat kita buat, hari ini kita kirimkan ke kabupaten. Itu di jalan kabupaten," ungkap Muji kepada detikJateng, Selasa (16/12/2025).
Jembatan tersebut, jelas Muji, bukan jembatan besar karena di bawahnya saluran air. Namun jalan tersebut merupakan jalur truk muatan batu dan pasir.
"Jembatan ke arah Desa Panggang, Kecamatan Kemalang. Ya juga untuk jalur truk muatan, untuk sementara sudah diberi pengaman,'' lanjut Muji.
Kepala Dinas PUPR Pemkab Klaten, Suryanto menyatakan kerusakan jembatan itu sudah dicek, bahkan bupati turun langsung. Rencananya akan ditangani di APBD Perubahan.
"Mau direhab sementara oleh pengusaha setempat. Di anggaran perubahan diusulkan jembatan permanen, APBD 2026," jelas Suryanto kepada detikJateng.
Jembatan tersebut, sebut Suryanto, berada di jalan kabupaten. Kerusakan disebabkan badan jembatan sudah tidak mampu menahan beban muatan berat.
"Jembatan permail tidak kuat menahan beban muatan," ungkap Suryanto.
Terpisah, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Pemkab Klaten, Aji Prabowo, menyatakan agar jalur tidak semakin parah kerusakannya maka dipasang portal. Portal sebagai upaya membatasi beban muatan.
"Itu upaya kami untuk membatasi berat beban muatan sesuai kelas jalan. Upaya kita lakukan sesuai kewenangan kami," jelas Aji kepada detikJateng.
Menurut Aji, jalur itu dilalui truk muatan yang kadang overload melebihi batas beban kelas jalan. Padahal jalur tersebut hanya jalan kabupaten dengan kelas jalan kelas III.
"Jalan kabupaten kelas III, semua jalan kabupaten kelas III, kita belum punya jalan kelas II. Padahal kelas III maksimal hanya 8 ton, tapi ada yang muat 15 ton," imbuhnya.
(dil/apl)











































