Banjir yang terjadi di Pati juga berdampak pada gudang garam milik warga Desa Ketitang Wetan Kecamatan Batangan. Akibat kejadian ini petani garam diperkirakan mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
"Dampak banjir saat ini RT 1 RW 1 sebelah utara pantura dan kemudian material terbanyak itu stok garam petani," kata Kepala Desa Ketitang Wetan, Ali Muntoha ditemui di lokasi, Kamis (11/12/2025).
Menurutnya dampak banjir yang terparah menerjang gudang garam dan tambak ikan para petani. Total ada 8 gudang garam sempat kebanjiran sampai 1 meter lebih. Kemudian ada 20 hektare tambak ikan ludes terbawa banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu berkisar Rp 4 miliar. Terdiri dari gudang garam yang tergenang ada 8 unit dan lokasi tambak ikan ada 20 hektare itu rata dengan banjir. Ikan hilang hanyut," jelas dia.
Gudang garam milik warga yang ada di Desa Ketitang Wetan Kecamatan Batangan, Pati, Kamis (11/12/2025). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng) |
Hal senada dikatakan Sekdes Ketitang Wetan, Ismail. Dia menjelaskan warganya yang sebagian petani garam ikut terdampak karena banjir semalam. Menurutnya genangan banjir mengarah ke gudang dan tambak milik warga yang ada di utara jalan Pantura Pati-Rembang.
"Untuk kondisi terkini banyak garam yang terdampak dari banjir sejak tadi malam," jelas Ismail ditemui wartawan di lokasi, Kamis (11/12).
Menurutnya banjir yang cukup besar berasal dari jebolnya tanggul Sungai Widodaren yang mengarah ke tambak dan gudang garam di Desa Ketitang Wetan. Kedalaman banjir bahkan sempat mencapai 1 meter lebih. Ada belasan gudang garam yang sempat kebanjiran.
"Cukup parah banyak gudang yang hilang dengan kondisi air yang cukup tinggi dan tadi malam sempat sampai 1 meter lebih," ungkap dia.
Menurutnya gudang garam seperti miliknya yang terdampak banjir ini mengalami kerugian Rp 300 juta sampai Rp 400 juta. Garam yang ada di gudang hanyut terbawa banjir.
"Kerugian kalau dihitung dengan angka dan harga sekarang mencapai miliaran belum bisa menghitung secara pasti," ungkap dia.
"Misalnya satu gudang sendiri sekarang ada di belakang hampir 300 sampai 400 juta. Baru satu gudang belum gudang lain," lanjut dia.
Pemerintah Desa dan petani hanya bisa pasrah. Mereka berharap agar pemerintah Kabupaten Pati segera menangani bencana banjir yang ada di wilayahnya.
"Harapan kami penanganan segera dilakukan terutama untuk mengantisipasi karena curah hujan yang sangat tinggi. Apalagi kita ada di hilir sungai semua dari atas mengarah ke sini semua. Ada tanggul kritis kemudian jembatan jebol belum ada penanganan sehingga menyebabkan dampak sangat merugikan terutama bagi petani tambak," jelas dia.
Petani garam lainnya, Mundofar juga mengaku terdampak banjir. Dia jugs menyebut mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah. Garam yang ada di gudang terbawa banjir.
"Terdampak sekali, karena genangan banjir mengarah ke tambak garam dan gudang garam milik warga. Ini saya sendiri saya kirakan kerugian miliaran," ucapnya.
(alg/apl)












































