Seorang perempuan berambut pirang viral berjoget di kompleks Candi Borobudur. Sangha Agung Indonesia mengecam peristiwa tersebut.
Bhante Ditthisampanno Mahathera dari Anggota Lembaga Hubungan Antarlembaga, Antarinstansi dan Luar Negeri, Sangha Agung Indonesia mengatakan, terkait video yang viral tentang seorang pengunjung yang berjoget-joget di atas candi dengan pakaian yang tidak senonoh mewakili seluruh umat Buddha dan pribadi mengutuk dengan kejadian tersebut.
"Seperti kita ketahui (candi) Borobudur dibangun sejak dulu sebagai tempat membangun spiritualitas dan juga tempat sembahyang bagi umat Buddha. Dan kebetulan oleh pemerintah telah ditetapkan sebagai salah satu kunjungan destinasi wisata spiritual atau peziarahan di Indonesia," kata Bhante Ditthisampanno, Kamis (4/12/2025).
"Harapan kami bagi pihak-pihak yang melakukan hal tersebut bisa memahami. Dan kalau ada permintaan maaf secara publik, kami persilakan," sambungnya.
Atas kejadian tersebut, seluruh umat Buddha menyatakan tidak berkenan dengan adanya hal tersebut.
"Seperti kita ketahui, itu sebagai tempat ibadah dan harapannya juga tidak terjadi dengan tempat ibadah-tempat ibadah yang lain," imbuhnya yang juga Pembina Pusdiklat Catra Jinadhammo di Borobudur.
Candi Borobudur, katanya, sebagai salah satu pusat peribadatan umat Buddha di dunia.
"Pada intinya kami seluruh umat Buddha menyatakan tidak berkenan dengan adanya hal tersebut," tegas Bhante Ditthisampanno.
"Harapan saya untuk menjaga kesakralan dari tempat tersebut jangan sampai dinodai dengan perilaku-perilaku yang malah seakan-akan melecehkan kesucian tempat tersebut," tuturnya.
Pengelola Minta Maaf
Di sisi lain, pengelola Taman Wisata Borobudur (TWB) pun meminta maaf.
"Kami mengucapkan permohonan maaf. Permohonan maaf dari kami atas kejadian yang telah terjadi (video pengunjung perempuan joget di puncak Candi Borobudur)," kata Stakeholder Management & Legal Division Head PT Taman Wisata Borobudur, Ridwan Fauzi, kepada wartawan di Candi Borobudur.
"Kemudian, sebagai tindak lanjut dari manajemen, kami telah melakukan identifikasi terhadap pihak yang mengunggah video tersebut ke media sosial. Kami juga telah mengimbau kepada yang bersangkutan untuk segera men-take down video tersebut," sambung Ridwan.
Atas kejadian video tersebut, pihaknya, berpesan dapat menjadi pelajaran bersama menjaga Candi Borobudur.
"Menjaga nilai spiritualitasnya, menjaga nilai-nilai dari Borobudurnya. OUV-nya, kami mengimbau untuk seluruh wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur dapat secara bersama-sama menjaga nilai-nilai tersebut," imbuh Ridwan.
"Harapannya, kejadian ini tidak berulang kembali, dan juga tidak untuk dijadikan contoh bagi pengunjung-pengunjung yang hendak berkunjung Candi Borobudur," bebernya.
Atas kejadian tersebut, kata Ridwan, manajemen juga akan terus meningkatkan pengawasan.
"Salah satu upaya kami dengan berkoordinasi dengan pamong cerita (pemandu atau guide). Di mana pamong cerita mendampingi pengunjung yang naik ke Candi Borobudur," ujarnya.
"Harapannya bisa mengedukasi para pengunjung yang naik ke Candi Borobudur, sekaligus turut serta berkontribusi untuk bisa menjaga nilai-nilai dari Candi Borobudur," lanjutnya.
Perihal nantinya adanya upaya blacklist terhadap pengunjung tersebut, katanya, sementara masih mengidentifikasi data-datanya.
"Baik itu jam berkunjungnya, kami sedang periksa juga, pada saat yang bersangkutan itu naik ke atas Candi. Kita masih identifikasi untuk data diri yang bersangkutan itu," ujarnya.
Ridwan berkata, pihaknya menduga kejadiannya berlangsung beberapa hari yang lalu.
"Kejadian kami duga dua hari yang lalu. Sementara seperti itu hasil pemeriksaan awal. Sementara masih berproses juga untuk pemeriksaan mengenai identitas secara lebih lanjut," tegasnya.
(apu/afn)