Titiek Soeharto dan Menhut Tanami Bekas Tambang Ilegal di Lereng Merapi

Eko Susanto - detikJateng
Selasa, 25 Nov 2025 16:57 WIB
Titiek Soeharto bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melakukan penanaman serentak di bekas lokasi tambang ilegal di kawasan Tanam Nasional Gunung Merapi wilayah Kabupaten Magelang, Selasa (25/11/2025). (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bersama melakukan aksi penanaman pohon pronojiwo di lokasi bekas penambangan ilegal kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Selain itu, juga melakukan pelepasliaran Elang Jawa dan burung habitat lokal.

Lokasi penanaman serentak dilangsungkan tepatnya di kawasan Desa Keningar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Di mana lokasi ini dulunya merupakan penambangan ilegal yang kini sudah ditinggalkan para penambang.

"Penanaman ini dilakukan secara serentak di 31 provinsi dan dilaksanakan pada hari ini, Selasa (25/11). Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang menjadi bagian wilayah Taman Nasional Gunung Merapi," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kemenhut, Dyah Murtiningsih dalam laporannya, Selasa (25/11/2025).

"Mulai hari ini, serentak seluruh Indonesia akan ditanam bibit pohon seluas 2.026 hektare dengan total bibit sejumlah 810.400 batang. Jenis bibit yang ditanam ini meliputi jenis-jenis kayu-kayuan atau kita sebut dengan kayu-kayuan dan juga hasil hutan bukan kayu atau multi purpose tree species yang mendukung ketahanan pangan, energi dan air dan tentu saja disesuaikan dengan kesehatan hutan," sambungnya.

Untuk penanaman di kawasan TNGM, kata Dyah, luas penanaman yang nanti akan ditanam adalah 50 hektare dengan jumlah bibit 33.000 batang. Jenis bibit antara lain pule, nyamplung, duwet, pronojiwo, salam dan aren yang merupakan tanaman endemik.

Sementara itu, Menhut Raja Juli Antoni mengatakan, penanaman hari ini merupakan bagian dari peringatan Hari Penanaman Pohon Indonesia bertempat di satu lokasi yang sangat indah.

"Namun, kita lihat ada beberapa penambangan liar yang sudah dilakukan. Dan oleh karena itu, kami dari Direktorat Gakkum terutama sedang getol-getolnya bersama dengan APH (aparat penegak hukum) lain untuk melakukan penegakkan hukum," kata Raja Juli.

"Bukan kita tidak mengerti tentang betapa pentingnya pasir dan manfaat keekonomian bagi masyarakat. Namun, tentu penambangan harus melalui sebuah prosedur yang baik, yang tepat. Government, kita tegakkan sehingga aspek ekonomi dapat dicapai, namun aspek ekologinya juga akan tertanam akan tersisa dengan baik," ujarnya.

Penanaman yang dilangsungkan hari ini, kata Raja Juli, bagian dari kick off melaksanakan perintah Presiden Prabowo Subianto ketika berada di UN General Assembly di New York.

"Pak Presiden sudah mengikrarkan diri Indonesia di depan dunia untuk menanam 12 juta lahan kritis. Oleh karena itu, kami sekarang sedang menyusun skema. Bagaimana kemudian 12 juta hektar itu dalam kurun waktu tertentu ke depan ini dapat akan kita tanam secara bersama-sama baik melalui APBN maupun untuk melibatkan swasta," tegasnya.

Dia mengingatkan jajarannya agar tak gentar melawan penambang liar. Anak buahnya juga diminta agar bekerja sama dengan aparat untuk menjaga kawasan hutan.

"Tidak boleh gentar. Saya sudah perintahkan Dirjen Gakkum (Direktorat Jenderal Penegakan Hukum) kerja sama dengan APH (aparat penegak hukum) lain untuk jaga Taman Nasional Gunung Merapi,"

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto mengatakan, kegiatan hari ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah manifestasi nyata dari komitmen negara untuk memulihkan ekosistem dan mewariskan bumi yang layak huni bagi generasi mendatang.

"Kegiatan hari ini, juga mendukung Asta Cita kedua Presiden Prabowo yaitu antara lain ekonomi hijau, mewujudkan swasembada pangan, swasembada energi, air, ekonomi kreatif dan ekonomi biru," kata Titiek dalam sambutannya.

"Indonesia sering disebut sebagai paru-paru dunia. Namun, gelar tersebut membawa tanggung jawab yang besar. Kita menghadapi tantangan nyata berupa perubahan iklim, ancaman deforestasi dan lahan terdegradasi yang cukup luas yaitu 12 juta hektare yang membutuhkan rehabilitasi segera," kata Titiek.

Titiek Soeharto bersama Raja Juli Antoni, Sekda Jateng Sumarno dan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X juga melepas burung elang Jawa. Untuk melepaskan, burung elang yang berada di kandang, kemudian mereka hanya menarik tali tambang hingga elang terbang.

Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Muhammad Wahyudi mengatakan, kerusakan di TNGM sampai data terakhir Oktober 2025 itu sekitar 409,24 hektare.

"Kerusakan itu terjadi di luar alur sungai. Artinya bukan di dalam sungai. Salah satunya ya ini (kawasan Sentong) ini ada 50 hektare (Dukun)," kata Wahyudi.

"Karena kami mendapat pendanaan untuk 50 hektare dulu. Sisanya, nanti akan terus melakukan rehabilitasi sesuai dengan penganggaran yang disiapkan dari pemerintah pusat. Tentunya, bukan hanya pemerintah, tapi dari kalangan lain yang punya konsen terhadap pemulihan ekosistem yang ada di Taman Nasional Gunung Merapi," katanya.



Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"

(aap/afn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork