Cara Memberi Obat Cacing pada Kucing yang Benar dan Aman, Simak Aturannya!

Cara Memberi Obat Cacing pada Kucing yang Benar dan Aman, Simak Aturannya!

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 21 Nov 2025 13:09 WIB
Kucing menjilat dirinya sendiri
Ilustrasi cara memberi obat cacing pada kucing. (Foto: Pixabay)
Solo -

Memberi obat cacing pada kucing sebenarnya tidak sulit, tetapi tetap perlu teknik yang tepat agar kucing tidak stres dan obatnya benar-benar masuk. Banyak pemilik kucing yang bingung karena setiap kucing punya karakter berbeda, ada yang gampang diberi obat, ada juga yang langsung kabur saat melihat tablet.

Terdapat beberapa cara yang dinilai aman oleh International Cat Care, PetMD, dan WebMD. Mulai dari menentukan jadwal pemberian obat, memilih bentuk obat yang cocok, sampai teknik menyembunyikan tablet di makanan atau meneteskan obat cair. Bahkan ada opsi spot on untuk kucing yang sulit dicekok, lengkap dengan langkah pencegahan infeksi ulang.

Supaya lebih yakin saat memberikan perawatan, yuk pelajari cara paling aman dan efektif memberikan obat cacing pada kucing, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Pemberian obat cacing harus mengikuti usia dan risiko aktivitas kucing, mulai dari tiap dua minggu pada kitten hingga 1-3 bulan pada kucing dewasa.
  • Pemilihan bentuk obat menentukan keberhasilan, baik tablet, cair, atau spot on, tinggal sesuaikan dengan karakter dan kenyamanan kucing.
  • Pencegahan infeksi ulang wajib dilakukan, seperti menjaga kebersihan litter box, mencegah kutu, dan menjaga lingkungan agar kucing tidak terpapar parasit lagi.

ADVERTISEMENT

Cara Memberi Obat Cacing pada Kucing yang Benar dan Aman

Dihimpun dari International Cat Care, PetMD, dan WebMD, berikut ini adalah sejumlah cara memberi obat cacing pada kucing yang benar dan aman.

1. Ketahui Kapan Waktu yang Tepat untuk Memberi Obat Cacing

Kucing perlu diberi obat cacing secara rutin. Menurut anjuran International Cat Care dan PetMD, berikut ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan obat cacing tersebut.

  • Anak kucing usia 3-8 minggu: diberi obat setiap 2 minggu.
  • Kucing berusia 2-6 bulan: diberi obat 1 bulan sekali.
  • Kucing dewasa (>6 bulan): diberi obat setiap 1-3 bulan tergantung risiko (sering keluar rumah, berburu, atau punya riwayat cacingan).

Khusus untuk kucing yang punya kutu harus diasumsikan memiliki tapeworm. Oleh karena itu, kita perlu obat yang juga menargetkan parasit tersebut.

2. Pilih Bentuk Obat yang Paling Cocok untuk Kucingmu

Ada beberapa bentuk obat cacing, dan masing-masing punya cara pemberian yang berbeda. Di pasaran, tersedia obat cacing dalam bentuk tablet, cairan, spot on, serta serbuk atau kapsul gelatin.

International Cat Care menyarankan memilih jenis obat berdasarkan kenyamanan si kucing dan kemudahan pemilik dalam memberikan obat. Jika ragu memilih merek terbaik, konsultasikan dengan dokter hewan karena mereka tahu jenis cacing yang umum di daerah kamu.

3. Cara Memberikan Obat Tablet dengan Aman

Menurut International Cat Care, ada dua cara aman memberi tablet, yaitu melalui makanan atau langsung ke mulut kucing. Berikut panduannya untuk memberikan tablet obat cacing kepada kucing.

A. Menyembunyikan Obat dalam Makanan

Cara ini paling sederhana, asalkan kucing mau makan. Pastikan dulu ke dokter apakah tablet aman dicampur makanan. Pilih makanan yang aromanya kuat dan teksturnya lembut, seperti wet food, daging kukus, atau treat yang bisa dibentuk.

Kemudian, pastikan tablet benar-benar tertutup dan berikan dalam porsi kecil terlebih dahulu. Setelah yakin habis dimakan dan tidak disemburkan, baru berikan sisa makanan seperti biasa.

Jika kucing pintar memisahkan obat, tablet dapat dihancurkan, asal dokter hewan mengatakan aman untuk dihancurkan. Namun, ada pula tablet berlapis khusus yang tidak boleh dihancurkan.

B. Memberikan Tablet Secara Langsung

Jika kucing tetap menolak makanan, kamu bisa memberikan tablet dengan metode langsung. Pegang kepala kucing dengan lembut dari samping, dongakkan sedikit, lalu buka rahangnya perlahan.

Letakkan tablet di bagian belakang lidah agar kucing meminumnya secara refleks. Setelah itu, tutup mulutnya sebentar hingga ia menelan. Bila perlu, ikuti dengan memberi sedikit air, treat, atau usapan di tenggorokan agar prosesnya lebih mudah.

International Cat Care juga menyarankan menggunakan towel wrap (burrito) untuk kucing yang aktif atau mudah stres. Bungkus tubuhnya dengan handuk agar tidak mencakar, namun tetap biarkan leher dan kepala bergerak bebas.

4. Memberikan Obat Cair

Obat cacing cair bisa dicampur sedikit makanan agar kamu bisa memastikan obatnya benar-benar habis. Jika harus diberikan langsung, gunakan suntikan tanpa jarum. Arahkan ke sisi dalam pipi, lalu tekan perlahan agar kucing bisa menelan tanpa tersedak. Cara ini biasanya lebih mudah daripada tablet, terutama untuk kucing yang tidak suka dicekok.

5. Menggunakan Obat Cacing Jenis Spot On

Jika sulit memberikan obat cacing berupa tablet dan cairan, obat spot on adalah pilihan praktis, terutama untuk pemula. International Cat Care menjelaskan bahwa obat cair ini cukup diteteskan di tengkuk kucing, tepat di area yang tidak bisa dijilat. Produk spot on biasanya efektif untuk roundworm, hookworm, dan beberapa jenis parasit lain, tergantung formulanya.

Namun, ada beberapa hal yang mesti kita pastikan jika memilih obat cacing jenis ini. Pastikan bulu kucing disibakkan agar obat mengenai kulit langsung. Kemudian, gunakan sarung tangan jika terdapat anjuran. Setelah pengobatan, hindari memandikan kucing sampai obat benar-benar menyerap. Jangan lupa memberi treat agar pengalaman tidak menimbulkan stres

6. Jangan Lupa Mencegah Infeksi Ulang

PetMD dan WebMD menekankan bahwa infeksi berulang sangat umum terjadi pada kucing. Setelah minum obat, parasit bisa datang lagi jika lingkungan tidak dibersihkan. Pastikan kamu melakukan hal ini untuk mencegah infeksi berulang:

  • Bersihkan litter box setiap hari
  • Gunakan pencegah kutu secara rutin
  • Jaga rumah bebas tikus dan serangga
  • Hindari memberi daging mentah
  • Rutin cuci tangan setelah membersihkan litter box
  • Hindari overcrowding bila memelihara banyak kucing

7. Hubungi Dokter Jika Kesulitan Memberikan Obat

International Cat Care mengingatkan kita tidak boleh memaksa memberi obat cacing pada kucing. Terlebih ketika kucing mulai stres, berusaha menggigit, atau mencakar. Dokter hewan dapat menawarkan alternatif seperti mengganti bentuk obat, memberikan obat langsung di klinik, memberikan kapsul gel yang lebih mudah ditelan, maupun mengajarkan teknik aman kepada pemilik.

Jenis-jenis Cacing yang Menyerang Kucing

Setelah memahami cara memberi obat cacing yang benar dan aman, penting juga untuk mengenali jenis-jenis cacing yang bisa menyerang kucing. Menurut International Cat Care, ada beberapa jenis cacing yang umum sampai yang cukup jarang ditemukan, tetapi semuanya bisa membahayakan kesehatan kucing jika tidak ditangani dengan segera.

1. Roundworms (Cacing Gilig)

Roundworms adalah jenis cacing yang paling sering ditemukan pada kucing di seluruh dunia. Dua spesies yang paling umum adalah Toxocara cati dan Toxascaris leonina.

Telurnya dikeluarkan melalui feses dan dapat bertahan di lingkungan selama bertahun-tahun. Kucing bisa terinfeksi ketika menjilat telur yang menempel di tanah, rumput, pasir, atau ketika memangsa hewan kecil seperti tikus yang sudah membawa parasit ini.

Uniknya, Toxocara cati juga bisa menular dari induk ke anak melalui air susu. Saat seekor kucing betina hamil, larva yang selama ini 'tidur' di jaringan tubuhnya dapat berpindah ke kelenjar susu dan kemudian tertelan oleh anaknya.

Oleh karena itulah hampir semua anak kucing dianggap sudah terinfeksi sejak lahir. Selain dua spesies utama tadi, ada juga jenis roundworm lain seperti Ollulanus tricuspis, Gnathostoma, Physaloptera, dan Strongyloides.

2. Hookworms (Cacing Tambang)

Kemudian, ada hookworms atau cacing tambang yang hidup di usus kecil dan dapat menimbulkan kerusakan pada dinding usus tempat mereka menempel. Infeksi hookworm dapat menyebabkan kucing mengalami penurunan berat badan, perdarahan, hingga anemia.

Kucing dapat terinfeksi melalui beberapa cara: memakan telur di lingkungan, memakan hewan kecil yang membawa larva, atau ketika larva di tanah menembus kulit kucing. Spesies yang sering menyerang kucing adalah Ancylostoma tubaeforme dan Uncinaria stenocephala. Meski bentuknya kecil, cacing ini sangat agresif karena memakan darah dari usus kucing.

3. Tapeworms (Cacing Pita)

Tapeworms mudah dikenali karena potongan tubuhnya sering terlihat seperti butiran beras di sekitar anus, tempat tidur, atau feses kucing. Cacing pita dewasa berbentuk panjang dan pipih, terdiri dari banyak segmen. Segmen inilah yang keluar bersama feses, masing-masing membawa telur.

Untuk menyelesaikan siklus hidupnya, tapeworm membutuhkan inang perantara. Dipylidium caninum, yang paling umum ditemukan, menular melalui kutu. Ketika kucing menjilat dan menelan kutu yang terinfeksi, larva akan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam usus. Sementara Taenia taeniaeformis menular ketika kucing berburu tikus atau hewan kecil lain yang membawa telur tapeworm tersebut.

Selain itu, ada juga jenis lain yang lebih jarang ditemukan seperti Diphylobothrium latum (melalui ikan), Spirometra, Diplopylidium, Joyeuxiella, dan Echinococcus. Keberadaan cacing tersebut tergantung wilayah geografis.

4. Cacing Lain di Luar Saluran Cerna

Tidak hanya cacing di usus, kucing juga bisa terinfeksi jenis cacing yang menyerang organ tubuh lain. Dirofilaria immitis adalah cacing jantung (heartworm) yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan serius.

Ada juga beberapa jenis cacing paru seperti Aelurostrongylus abstrusus, Capillaria, dan Troglostrongylus brevior yang dapat menyebabkan batuk hingga kesulitan bernapas. Selain itu, ada Thelazia callipaeda, yaitu cacing mata yang ditemukan di beberapa negara dan dapat menyebabkan iritasi serta infeksi pada permukaan mata kucing.

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang cara memberi obat cacing pada kucing. Coba temukan cara yang paling cocok untuk kucingmu dan jadikan rutinitas ini bagian dari perawatan kesehariannya, detikers!




(anm/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads