Gubernur Luthfi Pastikan Korban Longsor Cilacap dan Banjarnegara Direlokasi

Gubernur Luthfi Pastikan Korban Longsor Cilacap dan Banjarnegara Direlokasi

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 20 Nov 2025 16:19 WIB
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi di Kantor DPRD Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarng, Kamis (20/11/2025).
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi di Kantor DPRD Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarng, Kamis (20/11/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) telah menyiapkan relokasi untuk korban longsor di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banjarnegara. Lahan sudah disiapkan untuk rencana relokasi.

Hal ini diungkapkan Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi. Ia mengatakan, sudah disiapkan lahan 3,5 hektare dan hunian sementara untuk korban di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.

"Cilacap hari ini sudah tinggal 3 korban yang belum ketemu. Untuk relokasi sudah disiapin tanah 3,5 hektare. Nanti Cilacap hunian sementara sudah di-backup oleh BPBD," kata Luthfi di Gedung DPRD Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Kamis (20/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara bagi korban longsor di Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, sudah disiapkan sekitar 2,5 hektare (ha) lahan untuk relokasi.

ADVERTISEMENT

"(Banjarnegara) Nanti akan kita lakukan relokasi, sama. Sudah disiapin oleh Bupati 2,5 ha. Sama prosesnya karena ini adalah hampir satu dukuh, maka relokasinya akan hunian sementara, baru hunian tetap," tuturnya.

Luthfi mengatakan, semua korban bencana longsor itu akan direlokasi. Pelayanan dasar terhadap para korban pun terus diupayakan agar terpenuhi seluruhnya.

"Nanti semuanya akan direlokasi. Penanganan sendiri yang kita utamakan adalah bagi masyarakat kita terkait layanan dasar terpenuhi," jelasnya.

"Pengungsi ini kan anak-anak sekolah banyak. Kita pastikan anak-anak sekolah tetap sekolah, meskipun di tempat pengungsian. Kemudian dapur umum kita siapkan dengan harapan kebutuhan makan terpenuhi," lanjutnya.

Posko kesehatan hingga trauma healing juga sudah didirikan untuk melayani para pengungsi.

"(Hunian sementaranya dekat lokasi longsor?) Agak, yang penting posisi aman. Jadi hunian sementara paling tidak di situ ada sumber air, akses jalan bisa, dan untuk keamanan mereka untuk tidak terulang," ungkapnya.

"Dan Provinsi Jawa Tengah sudah rapat koordinasi dengan 35 kabupaten. Kemudian kita undang Deputi Pencegahan Bencana untuk melakukan rapat mitigasi. Jadi, jangan sampai ada daerah-daerah rawan longsor maupun banjir terulang kembali," lanjutnya.

Ia mengatakan, sudah ada sekitar 2.000 desa tanggap bencana. Ia memastikan, Pemprov Jateng akan lebih menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih sadar bencana.

"Jadi mereka sudah membentuk hampir 2.000 lebih desa tanggap bencana yang harus kita gerakkan. Paling pokok memberikan peringatan dini bagi masyarakat di daerah yang rawan bencana. Itu penting untuk pencegahan," ungkapnya.




(apu/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads