Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak memperkuat pelibatan desa untuk mengungkap penyebab anak tidak sekolah (ATS) secara lebih akurat. Validasi langsung dari desa dinilai kunci bagi pemerintah daerah untuk menentukan intervensi yang tepat.
Kepala Bidang PAUD dan PNF Dindikbud Demak, Dwi Isnaini Saparyati menjelaskan pihaknya terus mendampingi desa agar mampu melakukan verifikasi dan validasi ATS secara mandiri.
"Mulai tahun ini kita sedang berkunjung ke desa-desa untuk melatih mereka membuat akun masuk ke laman ATS dari Kementerian Dikdasmen," kata Dwi dalam keterangan tertulis, Senin (17/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai desa merupakan pihak paling dekat dengan masyarakat sehingga dapat menghasilkan data yang lebih akurat dan sesuai kondisi lapangan.
"Justru dari desa inilah yang paling dekat dengan masyarakat. Dia yang akan mengetahui persis kondisi warganya seperti-seperti apa, sehingga kita beri kewenangan untuk verifikasi dan validasi ATS," ucap Dwi.
Dengan akun ATS tersebut, desa dapat melihat daftar terduga ATS di wilayah mereka dan melakukan proses verifikasi bersama RT dan RW.
Dwi menambahkan proses verifikasi juga mencakup identifikasi penyebab anak tidak sekolah, baik terkait ekonomi, sosial-budaya, maupun faktor lainnya.
Saat ini, tiga kecamatan (Bonang, Mranggen, dan Kebonagung) sudah mendapatkan pelatihan mengelola akun ATS. Dwi menargetkan seluruh desa di Kabupaten Demak dapat melakukannya pada tahun ini.
"Tahun ini target kita nanti semua desa punya akun untuk melakukan verifikasi dan validasi. Kemarin yang sudah diajari untuk membuat akun dan menggunakan laman ini baru ada di tiga kecamatan yaitu Bonang, Mranggen dan Kebonagung," kata Dwi.
Ia berharap pendataan berbasis desa dapat membantu Pemkab Demak memahami akar masalah ATS secara lebih mendalam agar intervensi yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan.
"Masalah ATS ini tidak sederhana dalam penanganannya, sehingga kita harap desa bisa verifikasi data yang valid agar kita bisa lakukan intervensi yang tepat," terang Dwi.
(anl/ega)










































