Aliansi Rakyat Anti Hoaks (ARAH) mengadukan politisi PDIP, Ribka Tjiptaning ke Bareskrim Polri terkait komentarnya soal gelar pahlawan untuk Presiden ke-2 RI, Soeharto. Ketua DPP PDIP, Ganjar Pranowo merespon hal itu.
"Oh sudah, sekarang sudah di-handle oleh kawan-kawan. Dan baru dilaporkan. Jadi artinya Mbak Ribka sendiri sudah tentu ketika statement sudah menyiapkan diri. Karena beliau kan pernah ditahan juga sama order baru pada saat itu," kata Ganjar kepada wartawan di Grand Artos Hotel Magelang, Sabtu (15/11/2025).
"Dan beliau kalau nggak salah merefer salah satu buku (soal pelanggaran HAM). Dengan jumlah korban jutaan. Ya tinggal siapa, membaca siapa, siapa yang terima, siapa tidak terima. Tapi Ribka Tjiptaning itu seorang pejuang," sambung Ganjar yang memakai kaos bergambar Presiden pertama RI Soekarno mengendarai vespa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perihal Presiden ke-2 RI, Soeharto yang ditetapkan menjadi pahlawan nasional, menurut Ganjar hal itu sudah terlalu banyak dibicarakan, sudah selesai buat dia.
Dikutip dari detikNews, Aliansi Rakyat Anti Hoaks (ARAH) mengadukan Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning ke Bareskrim Polri. Ribka diadukan karena mempertanyakan gelar pahlawan yang diberikan kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, dan menyebut Soeharto sebagai pembunuh jutaan rakyat.
"Kami datang ke sini untuk mengadukan pernyataan salah satu politisi dari PDIP yaitu Ribka Tjiptaning yang menyatakan bahwa Pak Soeharto adalah pembunuh terkait polemik pengangkatan almarhum Soeharto sebagai pahlawan nasional," kata Koordinator ARAH, Iqbal kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2025).
Menurut Iqbal, pernyataan Ribka tidak berdasar. Sebab, lanjut dia, tak pernah ada putusan resmi dari pengadilan yang menyatakan Soeharto terbukti membunuh jutaan rakyat.
"Apakah ada putusan hukum atau putusan pengadilan yang menetapkan bahwa almarhum Presiden Soeharto melakukan pembunuhan terhadap jutaan masyarakat?" ucapnya.
Sementara itu pernyataan Ribka Tjiptaning itu terkait kritik rencana pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dia mengatakan secara pribadi menolak keras rencana tersebut.
"Sudah ngomong di beberapa media loh. Kalau pribadi, oh, saya menolak keras. Iya kan? Apa sih hebatnya si Soeharto itu sebagai pahlawan hanya bisa memancing, eh apa membunuh jutaan rakyat Indonesia," ujar Ribka kepada wartawan di Sekolah PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
"Udahlah, pelanggar HAM, membunuh jutaan rakyat. Belum ada pelurusan sejarah, udahlah nggak ada pantasnya dijadikan pahlawan nasional," imbuhnya.
(aap/aap)











































