Ratu Kalinyamat dan Kisah Ekspedisinya Lawan Portugis di Malaka Abad ke-16

Ratu Kalinyamat dan Kisah Ekspedisinya Lawan Portugis di Malaka Abad ke-16

Dian Utoro Aji - detikJateng
Selasa, 11 Nov 2025 10:49 WIB
Memperingati HUT Kabupaten Jepara ke 469, kisah patriotisme Ratu Kalinyamat ditampilkan
Kirab kisah Ratu Kalinyamat di Jepara. Foto: Wikha Setiawan/detikcom
Jepara -

Sosok Ratu Kalinyamat merupakan perempuan tangguh asal Jepara yang pernah melawan Bangsa Portugis yang datang ke Malaka pada abad ke-16. Ratu Kalinyamat dua kali mengirimkan kapal tentara untuk melawan Bangsa Portugis.

"Beliau itu orang yang sangat visioner, sehingga memiliki jaringan dengan Kesultanan Aceh, Malaka kemudian sampai Ambon dan Banten," kata Budayawan Jepara, Hadi Prayitno saat dihubungi detikJateng lewat sambungan telepon, Selasa (11/11/2025).

Hadi mengatakan ada beberapa faktor Ratu Kalinyamat ikut membantu Aceh dan Malaka untuk mengusir Bangsa Portugis. Pertama hubungan kerajaan ini baik dalam bidang perdagangan. Kemudian adanya kerja sama, ketika ada Portugis maka perdagangan yang terjalin ikut berdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian pengiriman beras ke Jepara terganggu oleh orang Portugis sehingga beras dikirim ke Malaka itu mengalami gangguan, tidak lagi lancar," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Maka Ratu Kalinyamat kemudian bersama Kesultanan Aceh bersama-sama untuk memerangi Bangsa Portugis. Tercatat dua kali Ratu Kalinyamat mengirimkan kapal dan ribuan prajurit ke Malaka untuk perang melawan Portugis. Meskipun akhirnya kalah.

"Akhirnya muncul spirit bersama untuk memerangi Portugis itu. Jadi Ratu Kalinyamat tidak sendirian. Kesultanan Islam menyerang Malaka," jelasnya.

"Jepara itu bandar terbesar di Jawa ya. Kalau Portugis masuk yang dihantam dulu kan bandarnya, sehingga Kalinyamat diminta Aceh membantu langsung berangkat, itu ada dua kali pengiriman pasukan walaupun gagal," ungkap dia.

Spirit inilah kata Hadi dimiliki oleh sosok Ratu Kalinyamat. Perjuangan anti kolonialisme juga menjadi inspirasi pejuang selanjutnya dan sampai sekarang.

"Paling tidak spirit anti kolonialisme itu kemudian tumbuh menjadi inspirasi para pejuang kita," jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan Ratu Kalinyamat memiliki visi yang besar untuk memajukan daerahnya. Seperti membangun dermaga pelabuhan di Jepara. Maka Jepara juga dikenal sebagai jalur perdagangan dari luar Jawa.

"Dengan pelabuhan itu Jepara menjadi daerah penghubung dari Jawa, Kalimantan, Malaka, Bangsa Persia ke Jepara. Mereka berdagang itu salah satu masuknya lewat Jepara. Pertanian produk beras bagus dikirim ke luar Jawa," jelasnya.

Tidak hanya pada sektor pertanian dan perdagangan, Ratu Kalinyamat juga konsen mengembangkan Islam di Jepara. Ini terbukti dengan peninggalan Masjid Mantingan yang ada di Jepara.

"Kemudian pengembangan Islam. Beliau pemimpin memiliki visi besar untuk siar Islam. Masjid Mantingan itu masjid ke-10 tertua di Indonesia setelah Demak," jelasnya.

"Meskipun Beliau seorang perempuan tetapi siar Islam juga menjadi perhatian dari sosok Ratu Kalinyamat," dia melanjutkan.

Kemudian dalam buku Peranan Ratu Kalinyamat di Jepara pada Abad 16' yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional Jakarta tahun 2020 dijelaskan bahwa pada tahun 1550, Ratu Kalinyamat mendapatkan surat dari Raja Johor untuk perang melawan Portugis di Malaka. Raja Johor meminta bantuan armada kapal dari Jepara.

"Pada tahun 1550, Raja Johor mengirimkan surat kepada Ratu Kalinyamat yang isinya memberikan anjuran kepada Ratu untuk melaksanakan perang jihad terhadap orang Portugis di Malaka yang waktu itu sedang lengah dan menderita berbagai kekurangan," sebagaimana tertulis di buku tersebut.

Ratu Kalinyamat menyetujui ajakan itu dengan mengirimkan armada laut yang tangguh pada tahun 1551. Tercatat ada sebanyak 200 kapal secara keseluruhan dari persekutuan muslim. Ratu Kalinyamat sendiri mengirimkan sebanyak 40 kapal dari Jepara. Kapal itu membawa 4.000 sampai 5.000 prajurit bersenjata.

Pada kesempatan ini, mereka masih gagal mengusir Portugis dari Malaka. Pada tahun 1573, Ratu Kalinyamat mendapatkan ajakan lagi dari Sultan Aceh, Ali Riayat Syahunuk menggempur Malaka.

"Sekalipun Ratu Kalinyamat sangat bersemangat untuk berjuang melawan orang Portugis, tetapi armada Jepara tidak datang tepat waktu. Ketika armada Aceh menyerang Malaka, ternyata Armada Jepara belum datang. Keterlambatan yang tidak sengaja itu sangat menguntungkan pihak Portugis. Seandainya pasukan Aceh dan Jepara pada waktu bersama dapat menyerang Malaka tidak dapat dapat dielakkan kehancuran," tulisnya.

Armada baru tiba di Malaka pada bulan Oktober 1574. Pada waktu itu armada Jepara berjumlah 300 kapal layar, 80 buah kapal di antaranya berukuran besar, masing-masing berbobot 40 ton.

Dari pengiriman dua ekspedisi ke Malaka tersebut membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat adalah seorang kepala pemerintahan yang sangat berkuasa.

Walaupun gagal dalam misinya. Ratu Kalinyamat sebagai seorang wanita yang kaya dan berkuasa. Ratu Kalinyamat disebut juga sosok wanita yang pemberani.

Halaman 3 dari 2
(afn/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads