Halimatus Sa'diyah (31), korban ledakan akibat kebocoran gas melon di Kota Pekalongan, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Bendan. Pasien diketahui telah menjalani operasi setelah mengalami luka bakar serius di bagian wajah dan tubuhnya.
Saat ditemui di RSUD Bendan, Selasa (04/11/2024), dokter spesialis bedah RSUD Bendan, dr Rickky Kurniawan, mengatakan kondisi pasien hingga hari ini masih terpantau stabil, namun tetap berada di ruang intensive care unit (ICU) untuk pemantauan ketat.
"Kondisi pasien sampai hari ini masih terpantau stabil, tapi masih kami rawat di ruang intensive care karena memang perlu pemantauan lebih lanjut dulu," kata Rickky.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, tindakan operasi telah dilakukan pada malam sebelumnya. Setelah operasi, pasien langsung dirawat di ICU untuk observasi lanjutan.
"Kesadaran pasien masih dipengaruhi obat bius dan obat pereda nyeri, karena luka bakar hampir mengenai seluruh wajah, dada, serta pergelangan tangan dan kaki," jelasnya.
Meski kondisi umum dinyatakan stabil, pasien masih berada dalam fase kritis dan membutuhkan bantuan alat ventilator.
"Karena cederanya di area jalan napas, pasien masih kami bantu dengan ventilator. Jadi saat ini fokus kami adalah melewati fase kritis terlebih dahulu," tambah Rickky.
Diberitakan sebelumnya, ledakan akibat kebocoran gas elpiji ukuran 3 kilogram terjadi di salah satu kamar kos di Buaran Kradenan, Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, pada Minggu Sore (02/11/2025). Akibat peristiwa itu, empat penghuni kos, yang merupakan bapak, ibu dan di anak, mengalami luka bakar.
Keempatnya langsung dibawa ke RSUD Bendan untuk penanganan medis. Namun nahas, pada Minggu Malam (02/11/2025), sekitar pukul 21.30 wib, Harisan Arka usia 3 tahun, meninggal dunia saat di IGD. Kemudian pada Senin siang (03/11/2025) sekitar pukul 13.30 WIB, Fatidhotul Ilmi (38) meninggal dunia. Selisih 30 menit, Raisya Adya bayi 4 bulan, meninggal dunia pada pukul 14.00 WIB. Total korban tewas ada 3 orang.
Baca juga: Warga Minta 2 Pentolan Demo Pati Dibebaskan  | 
(aap/dil)











































