Korban tewas akibat ledakan dari kebocoran gas melon yang terjadi di salah satu kos di Buaran Keradenan, Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, bertambah. Hingga sore tadi, jumlah korban tewas ada tiga orang, yakni si ayah dan dua anaknya yang masih balita dan bayi.
Korban pertama bernama Harisan Arka (3), meninggal pada Minggu (2/11) sekitar pukul 21.30 WIB. Ayahnya, Fatidhotul Ilmi (38), meninggal pada Senin (3/11) sekitar pukul 13.30 WIB. Selisih 30 menit, Raisya Adya (4 bulan), meninggal pada Senin (3/11) pukul 14.00 WIB.
Ketiga korban tersebut meninggal di RSUD Bendan, Kota Pekalongan. Dokter IGD RSUD Bendan, dr Bryan Abednego, menjelaskan ada empat korban yang dilarikan ke rumah sakit akibat ledakan dari kebocoran gas melon tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi anak yang 3 tahun sangat parah dan meninggal dunia saat di IGD sekitar pukul 21.30 WIB. Sementara bayi meninggal dunia pukul 14.00. Ayahnya meninggal di ICU sekitar pukul 13.30. Ibu korban masih dirawat intensif di ICU," kata Bryan, Senin (3/11/2025).
Ia menjelaskan, keempat korban mengalami luka bakar.
"Ayahnya mengalami luka bakar di bagian tangan kanan kiri, badan, punggung, serta kaki. Estimasi luas luka bakarnya mencapai 51 persen. Istrinya mengalami luka bakar sekitar 42 persen," ungkap Bryan.
Sedangkan dua anak yang menjadi korban juga mengalami luka bakar serius. Anak pertama berusia 3 tahun mengalami luka bakar sekitar 80 persen. Anak kedua, bayi berusia 4 bulan, mengalami luka bakar 40 persen.
Jenazah Harisan Arka (3) telah dimakamkan di tempat asal ibunya di Simbang, Kelurahan Buaran, Kabupaten Pekalongan, pada Senin (3/11) pagi tadi.
Sedangkan jenazah Fatidhotul Ilmi (38) dan Raisya Adya (4 bulan), dimakamkan di tempat asal Fatidhotul Ilmi di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan pada Senin (3/11) petang.
Ketua RT 01 RW 04 Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Sofyan, mengatakan keluarga korban dikenal baik dan sederhana.
"Ya ayah dan anak (kedua) ini dimakamkan di sini. Dimakamkan bersebelahan ayah dan anak. Kalau anak yang pertama tadi dimakamkan di kampung ibunya," kata Sofyan.
Dijelaskan Sofyan, Fatidhotul Ilmi sudah setahun ini menempati rumah kos itu. Setiap hari dia bekerja sebagai buruh harian lepas menjahit.
Sebelumnya diberitakan, seorang balita usia 3 tahun meninggal akibat ledakan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon di wilayah Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Minggu (2/11) sore. Selain itu, tiga orang lainnya yang masih satu keluarga mengalami luka bakar serius.
(dil/apu)











































