Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut hampir 128 pompa air dikerahkan di seluruh Kota Semarang untuk menangani banjir. Sebagian pompa itu didatangkan dari Demak, Kudus, hingga Solo.
Hal itu dikatakan Suharyanto saat mengunjungi Ujung Tol Semarang-Demak, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Ia mengatakan, pihaknya membentuk Satgas Pompanisasi untuk memastikan seluruh pompa air di Kota Semarang berjalan optimal.
"Jadi kami membentuk satgas pompa karena ini situasi darurat. Makanya sementara yang mimpin adalah TNI-Polri untuk satgas pompa, Pak Dandim Kota Semarang sebagai komandan satgas pompa," kata Suharyanto di lokasi, Senin (3/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, pompa ini 24 jam, dilihat debit airnya untuk pompa air. Kalau ada yang rusak diperbaiki, yang kurang ditambah. Per hari ini jumlah pompanya hampir 128 pompa di seluruh wilayah Kota Semarang," lanjutnya.
Suharyanto mengatakan, untuk menangani banjir di Semarang, terdapat tambahan pompa dari luar daerah yakni Demak, Kudus, hingga Solo.
"Kalau ternyata datang hujan tidak banjir, nanti pompa yang punya Solo, punya Demak, kita ambil, sehingga (hanya) pompa di Kota Semarang saja," ungkapnya.
Menurut Suharyanto, banjir di Kota Semarang sebelumnya tak kunjung surut karena penanganannya agak terhambat oleh beberapa pompa air yang rusak, terlambat diperbaiki, dan jumlahnya kurang.
"Pompanisasinya agak terhambat karena ada beberapa pompa yang rusak, terlambat diperbaiki, ada yang kurang pompa. Ketika tidak musim hujan itu tidak terlihat gitu. Tapi begitu dapat hujan, dapat kiriman air, baru terlihat," tuturnya.
Ia mengatakan, Kementerian PU juga tengah membangun kolam retensi yang ujungnya nanti merupakan tanggul laut yang pembangunannya masih 40 persen. Pompa air juga ditambahkan untuk menguras air lebih cepat.
"Pompanya ditambah supaya nguras air dari yang tergenang ini bisa cepat ke laut. Kemudian ada jalur ke lautnya kurang lebar, dilebarkan. Semuanya sedang proses," tuturnya.
"Ini yang krusial sementara pompanisasi karena ada beberapa titik, yang status datarannya dengan permukaan air laut itu di atas laut. Jadi kan nggak bisa ngalir gravitasinya, harus dipompa," lanjutnya.
(dil/ahr)











































