Latihan Bedhaya Ketawang tetap dilaksanakan meski jenazah Raja Keraton Solo Paku Buwono (PB) XIII masih disemayamkan di Sasono Parasdya. Latihan Bedhaya Ketawang biasa dilakukan di Sasono Wilopo, dekat dengan Sasono Parasdya.
Bedhaya Ketawang merupakan tarian tradisional sakral dari Keraton Kasunanan Surakarta, yang hanya dipentaskan saat upacara tingalan jumenengan (peringatan kenaikan tahta) raja. Sedangkan latihan untuk tari sakral ini selalu digelar pada Selasa Kliwon.
Kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat, KPH Eddy Wirabhumi, mengatakan selama PB XIII disemayamkan akan ada doa-doa yang dibacakan selama 24 jam. Namun ada pada Selasa (4/11), akan diselingi bedhaya ketawang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Isinya doa (saat disemayamkan). Kecuali Selasa Kliwon itu, biasanya bedhaya ketawang, karena ada jenazah di situ tarinya dihilangkan, gendingnya tetap dilantunkan. Selama 1,5 jam kurang lebih," kata Eddy kepada awak media, Senin (3/11/2025).
"Bedhaya ketawang apapun suasananya tetap harus digelar, meskipun dalam suasana duka, itu bagian terpenting memang selalu diadakan. Kebetulan beliau meninggal mendekati Selasa Kliwon," imbuhnya.
Baca juga: PB XIII Mangkat, Keraton Solo Berduka  | 
Dia mengatakan, saat ini keluarga besar, kerabat, dan tamu VIP masih diberikan kesempatan untuk takziah PB XIII di Keraton Kasunanan Surakarta. Meski demikian, hari ini pihaknya belum mendapatkan konfirmasi siapa saja tamu VVIP yang akan hadir.
Disamping itu, pihak keluarga dan abdi dalem masih menyiapkan persiapan pengantaran jenazah PB XIII dari Keraton ke Lodji Gandrung, dan nantinya diteruskan ke Makam Raja Imogiri, Yogyakarta.
"Kalau dari kereta (jenazah) dipersiapkan. Dari urut-urutan sedang dirapikan. Mungkin bisa dilakukan gladi, tapi nanti ada rapat jam 11.00 WIB, mungkin di rapat itu baru diketahui (ada gladi atau tidak). Kita sedang mengeluarkan gamelan sebagai pelengkap upacara kebesaran keberangkatan sinuhun," ujarnya.
Kanjeng Eddy juga menjelaskan alasan jenazah PB XIII akan dikebumikan terlebih dahulu di kompleks makam PB XII di Probosuyoso PB XII. Sebab, kompleks makam PB XIII belum siap.
"Saya sedang merencanakan, baru digambar untuk makamnya beliau PB XIII. Tempat yang kami persiapkan baru diukur, digambar, kami mengirim surat-surat seperti ke Gubernur DIY, BPK, bupati setempat bahwa kami menyiapkan makam untuk PB XIII. Saat kami mengirim surat beliau belum surut, kita berharap beliau diberikan kesehatan supaya kami ada waktu untuk menyiapkan. Tapi tuhan punya rencana sendiri," jelasnya.
Ditemui terpisah, adik PB XIII, KGPH Puger, mengatakan pada hari Selasa itu merupakan latihan Bedhaya Ketawang.
"Latihan, tidak apa-apa," kata Gusti Puger.
(apl/ahr)











































