Seorang warga Magelang, Priyo Handoko (40) melakukan turing menggunakan sepeda motor tua jenis CB 125 buatan tahun 1973. Tidak main-main, dia melintasi jalan tertinggi di dunia di wilayah pegunungan Himalaya!
Perjalanan ke luar negeri ternyata bukan yang pertama kalinya dilakukannya. Dia sudah berkali-kali melakukan turing ke luar negeri. Bahkan motornya juga ditinggal di luar negeri saat pulang ke Indonesia.
Kisah perjalanan Priyo Handoko menaklukkan jalan tertinggi di dunia ini menjadi salah satu berita yang banyak diakses pembaca detikJateng selama sepekan terakhir ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kala Bupati Sudewo Lolos dari Pemakzulan |
Viral di Medsos
Perjalanan Handoko di pegunungan Himalaya itu viral di medsos. Video itu salah satunya diunggah oleh pemilik akun @magelang di Instagram. Dalam unggahan yang viral, tampak video Priyo bersama motornya dengan latar belakang penuh salju. Priyo memamerkan motor CB berpelat nomor Magelang miliknya, kemudian berjalan menuju tugu penanda kawasan Khardung La.
"Mungkin ini Motor CB Plat AA yang mainnya paling jauh dan satu2nya yang pernah sampai Pegunungan Himalaya
Touring mu paling jauh kemana Lur?" tulis akun itu seperti dibaca detikJateng pada Selasa (28/10/2025).
Diketahui, Khardung La disebut sebagai jalan tertinggi yang dapat dilalui kendaraan di dunia. Jalan ini terletak di dataran tinggi Himalaya yang diselimuti salju, dengan ketinggian 5.610 meter di atas permukaan laut.
Priyo mengatakan, video yang viral sebenarnya dia kirimkan untuk istrinya. Ia mengetahui videonya viral dari perangkat desa yang memberitahu.
Misi Pribadi
detikJateng kemudian menghubungi Priyo Handoko melalui sambungan telepon. Dia kemudian menceritakan pengalamannya menembus jalur tersebut.
Dia mengakui sudah berkali-kali melakukan turing ke luar negeri. Saat ingin pulang, motornya dititipkan di luar negeri dan baru diambil saat hendak melanjutkan turingnya.
Priyo Handoko (40) dan motor CB miliknya saat berada di jalur tertinggi dunia di Khardung La, India. Foto: dok. pribadi/ Priyo Handoko |
Bapak dua putra itu berangkat menuju India pada, Jumat (3/10) lalu. Sedangkan sepeda motornya sejak solo riding etape pertama tidak pernah dibawa pulang ke Indonesia dan dititipkan kepada sejumlah temannya.
"Intinya saya punya program Riding Anything Can Go Anywhere. Sekarang ini etape ketiga. Untuk etape ketiga dari Nepal, eksplor India terus Pakistan. Tapi, tidak tahu sepertinya perbatasan tutup (Pakistan), makanya (terakhir) di jalan tertinggi di dunia," kata Priyo saat dihubungi detikJateng, Selasa (28/10/2025).
Saat ini sudah 8 negara disinggahi Priyo. Ia bukan hanya melintas saja, tapi juga menikmati setiap negara yang disinggahi.
"Kalau etape tiga baru dua, tapi saya tidak hanya melintas. Kalau saya eksplor per negara sehingga nyantai," imbuhnya.
Perjuangan Menembus Salju
Ia menceritakan pengalaman yang dramatis pada saat melintasi jalan tertinggi di dunia itu adalah saat berada di ketinggian sekitar 3.400 mdpl sempat terjebak karena mau naik jalanan tertutup salju.
"Di ketinggian 3.000 (mdpl) sama 5.000 tertutup salju. Saya harus menunggu beberapa hari agar es mencair dan tidak turun salju (bertahan 2 hari di rumah warga). Setelah 2 hari menunggu, akhirnya hari ketiga saya putuskan naik dengan keberhasilan 60 persen," katanya.
"Karena waktu itu saya naik salju belum benar-benar hilang. Setelah riding di ketinggian 4.000-an mdpl kena badai es jam 7 sore. Saya mulai goyah udara tipis, minus 17 derajat, tapi saya harus lanjut. Setelah lolos, saya harus ke ketinggian 5.200 untuk mencapainya di Tanglang La kena badai, es dan jalan tertutup salju," imbuh Priyo.
Saat berada di ketinggian 5.200 mdpl, ia pun tetap memutuskan melanjutkan perjalanan. Ia pun terus istirahat di rumah warga sekitar 3 hari, bahkan kondisi tanpa sinyal seluler.
"Terus saya lanjutkan ke Ladakh. Untuk mencapai jalan tertinggi harus menunggu 2 hari lagi karena kondisi tertutup es (motor tidak boleh naik). Sebenarnya itu sudah mau turun, tapi dapat teman di Ladakh (mobil pendamping dibantu) dengan dikawal (pos penjaringan motor naik mobil). Sampai puncak tertinggi kedua dunia di Khardung La," tutur Priyo.
"Di situ (Khardung La) foto-foto. Sekitar 10 harian (mencapai jalan tertinggi). Itu hanya satu lokasi," pungkasnya.
Simak Video "Video Terpopuler Sepekan: Soeharto Pahlawan-Aksi Cium Gus Elham Tuai Kecaman"
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/ahr)












































